Jilbab/Hijab Untuk Fashion

Hijaber mualaf asal Jepang (Hana)

Kiky Saky

Setelah muncul Hijabers Comunity yang dirintis oleh Dian Pelangi semakin banyak remaja-remaja dan bahkan orang dewasa memulai mengenakan jilbab/hijab dengan keunikan dan kreatifitas masing-masing. Tetapi adanya Hijabers ini menjadi pro dan kontra beberapa kalangan masyarakat. Menurut saya suatu hal baru, suatu tindakan apa saja pasti tidak semuanya bisa diterima di masyarakat yang terdiri dari banyak kepala yang memiliki gagasan sendiri-sendiri. Semua pasti ada pro dan kontra.

Menurut kamu setelah muncul Hijabers Comunity ini berdampak bagaimana Ky?

Setelah munculnya Hijabers Comunity menurut saya berdampak positif untuk masyarakat. Beberapa orang beraggapan berjilbab itu cewek kono dan nggak gaul. Tetapi setelah muncul Hijabers dan fashion yang modern mendorong masyarakat untuk memulai mengenakan jilbab.  Mungkin beberapa orang yang anti dengan jilbab saja sedikit demi sedikit mulai mengenakan meski masih lepas pakai.

Sekarangkan  makin marak tu orang pakai hijab untuk Fashion menurut kamu gimana Ky?

Jilbab/Hijab untuk fashion itu tren yang menurut saya positif. Kenapa hijab menjadi tren fashion nggak dari dulu aja jadi banyak orang yang mulai tertarik pake hijab. Lebih baik masyarakat Indonesia yang berbudaya ketimuran memakai hijab sebagai Fashoin daripada menjadikan busana orang barat menjadi fashion di Indonesia. Mungkin keinginan muslimah untuk berhijab didatangkan dari keinginan fashion semata dan nantinya akan bersungguh-sungguh mengenakan. Hidayah munculnya dari mana-mana yang tidak terduga.

Menurut kamu berhijab itu boleh nggak si setengah-tengah?

Nah, kalau tanya sama saya pasti jawaban saya nggak akan mengena di hati karena saya masih setengah-tengah mengenakan hijab, belum permanen seperti yang sudah diperintahkan Allah SWT. Menurut saya, lebih baik memulai berhijab meski belum sempurna daripada tidak memulai sama sekali bahkan malah menolak karena merasa belum pantas dan takut mengotori citra cewek berjilbab. Kenapa harus takut to dengan memakai akan dengan sendirinya menjaga hal-hal yang kurang baik. Itu prinsip awal saya.

Bagaimana  si menurut kamu ngeliat cewe berhijab tapi belum bisa menjaga omongan dan perilaku?

Miris si, tapi saya yakin orang tersebut masih dalam proses untuk memperbaiki diri. Orang tersebut mungkin memulai mengenakan hijab terlebih dulu untuk menjaga dirinya dari perilaku-perilaku yang kurang baik.

Ada sebuah kisah :

 Ada seorang cewek yang dulunya suka minum minuman keras, nakal, suka merokok, bicaranya kasar, tidak terpuji bahkan tidak mengerjakan sholat. Dia bahkan mengatakan sendiri dirinya tidak pantas untuk mengenakan Hijab karena dia berpikir Hijab itu hanya dikenakan oleh orang-orang yang soleha yang berakhlak baik. Dia takut mengotori citra orang berhijab. Tapi suatu ketika dia memutuskan untuk memakai hijab. Subhanallah itu benar-benar membuat saya takjub. Bahkan saya ngiri dengan si cewek tersebut. Namanya watak dan kebiasaan memang tidak mudah untuk dihilangkan begitu saja dari diri kita. Setelah cewek itu berhijab, dia mulai menjaga diri...

“Oia, akukan udah berhijab masa masih minum”

Gara-gara udah berhijab jadi nggak jadi minum.

“Oia akukan udah berhijab omonganku harus dijaga”

Gara-gara udah berhijab ngomong jeleknya berkurang. 

Jadi dari kisah tersebut, si cewek memakai hijab untuk membentengi dirinya dari hal yang kurang baik meski semuanya proses.

Jadi jangan geleng-geleng kepala jika masih mendapati cewek berhijab masih berbicara kasar dan kurang baik. Sebenarnya dia masih membiasakan diri untuk lebih baik tetapi diawali dengan berhijab terlebih dulu.

Yang pernah kamu alami, apa si bedanya pake Hijab dan nggak pake Hijab?

Bedanya sangat drastis banget. Subhanallah.

Saya masih suka pamer rambut saya yang panjang dan hitam, saya masih suka pamer kulit saya yang putih. Tetapi di sisi lain saya merindukan sosok cewek berhijab.

Saat saya tidak mengenakan Hijab banyak lirikan yang mengikuti saya dan ngegodain nggak jelas. “Suit-suit” “woow montok” dan bla-bla jujur saja saya sangat marah dan geram.

Suatu ketika saya jalan-jalan dengan memakai hijab bersama teman-teman saya, Subhanallah, Mata jarang yang melirik dan ngegodainnya “ Assalamualaikum”

Apakah kamu masih takut mengotori citra cewek berhijab?

Sejujurnya iya masih, tapi kalau saya tidak memulai pelan-pelan kapan saya akan memulai memakai Hijab. Terserah orang lain mengatakan apa kepada diri saya, saya manusia biasa yang butuh proses, butuh waktu dan tidak akan bisa kalau tidak belajar terlebih dahulu. Di dunia ini tidak ada yang sempurna.

Bagi saya mencoba dulu daripada tidak sama sekali. Saya yakin dengan memakai terlebih dahulu akan membentengi saya untuk tidak melakukan hal-hal tidak terpuji.

 Kenapa kamu suka lepas Hijab padahal udah tahu ketentuan Allah?

Hehehehehe itu dia sifat nakalnya masih kambuh, kalau hawanya panas masih aja tinggalkan hijab, kalau keburu-buru suka kelupaan pake hijab. Astagfirullah.

Saya memang belum sempurna untuk memakai hijab permanen. Boleh dibilang masih asal-asalan ya... Kalau bepergian jauh pake hijab kalau dekat suka nggak mau ribet.

Insah Allah...

Bagimana tanggapan kamu tentang perkataan ini “ Niat nggak si pake Hijab? Lepas pasang emang Hijab itu mainan? “

Sakit si mendengar perkataan tersebut, merasa berdosa juga belum bisa serius memakai hijab. Saya si berniat memakai hijab meski kadang-kadang kepengin nggak pake hijab hehehehhe...

Saya bukan tipe orang yang mentah-mentah menolak memakai hijab karena takut mengotori citra berhijab. Saya pelan-pelan akan memakai hijab insah Allah suatu saat nanti akan permanen.

Inilah hasil wawancara dengan Kiky Saky Seputar tren berhijab yang menjadi tren di Indonesia akhir-akhir ini.

kalo orang arab begini 

Orang Indonesia begini saja