Selasa, 15 November 2011

Nasib Nenek dan Kakek Yang Tak Beruntung


Aku sangat prihatin melihat wanita tua dan pria tua yang terlantar dijalanan. Mereka meminta-minta dan mencari belas kasih. Astagfirullah kemanakah anak mereka?? Teganya mereka menelantarkan orang Tua mereka??

Sungguh merawat orang tua sebagaimana dulu orang tua merawat kita adalah pekerjaan yang mulia untuk membuka pintu surga. 

 

Air mataku tak henti menitik jika melihat seorang wanita tua dan pria tua masih bekerja atau berdiri di sisi lampu lalu lintas untuk meminta-minta. Tak sampai hati ku membiarkan orang tuaku bernasib sama seperti mereka. Aku berjanji Tuhan, aku akan merawat  bapak, ibu, kakek dan nenek seperti mereka merawatku dulu hingga besar sepeti sekarang ini.

Orang tua seharusnya mendapatkan tempat ternyaman untuk beristirahatnya setelah Beliau bersusah payah sekuat tenaga membesarkan dan membiayai buah hatinya. Bukan malah disia-siakan hingga tak punya hari tua.

                                                                      Mbah Tasiyem, aku dan sahabatku
                                                              Terlihat kelelahan di raut tua mbah Tasiyem


Yang berfoto denganku dan sahabatku ini mbah Tasiyem yang Kami lihat di depan Alfamart sekitar kampus. Ironis. Tak ada seorangpun yang merasa iba melihat ketidakberdayaannya. Mbah Tasiyem sangat kuat dan dan tak meminta-minta kepada siapapun. Beliau hanya ingin minta tolong dicarikan toilet dan becak untuk pulang. Menurut petugas Alfamart mbah Tasiyem diterlantarkan oleh seorang Pria. Benar-benar tega orang tersebut. Kami meminta bantuan polisi untuk mengamankan mbah Tasiyem, namun hasilnya nihil. Polisi memang datang namun tak berbuat banyak. Malah bertanya-tanya dengan mbah Tasiyem tanpa ada rasa kasian dan mengira mbah tasiyem bohong atas info yang diberikan. Kemudian kami melapor kekelurahan terdekat namun tak bertidak cepat untuk menghubungi panti sosial. Mbah tasiyem sangat terlihat lelah dan punggungnya sakit karena terlalu lama duduk. Akhirnya kami mendatangi panti sosial, akhirnya datang juga mereka bersama perawat untuk menjembut Mbah Tasiyem. Awalnya mbah Tasiyem takut jika disana akan dijahati, tetapi setelah kami bujuk dan kami beritahu  bagaimana kehidupan disana, mbah tasiyem akhirnya mau ikut juga. Kini  mbah Tasiyem tinggal di panti sosial bersama dengan mbah-mbah lainnya yang diterlantarkan oleh anak-anak mereka. 






Entahlah apa yang ada dibenak Anak mereka hingga tega membiarkan Orangtuanya hidup jalang dijalanan. Tanpa kasur yang empuk, tanpa selimut yang hangat, tanpa kasih dan sayang anak dan cucunya. Seakan kebahagiaan si kakek dan nenek sirna seketika saat mereka diasingkan dalam keluarganya sendiri. 


Panti Jompo = Tempat pembuangan Orang tua????




Aku masih penasaran dengan panti jompo apakah disana dihuni oleh orang tua yang memang dititipkan oleh anaknya dan sewaktu-waktu dijenguk, atau memang anaknya sama sekali tak mau mengurusnya sehingga Para orang tua berada di panti jumpo. 

Selama ini aku masih bertanya-tanya.

Kasian memang bila melihat para orang tua harus diasingkan dan tinggal bersama rekan sebayanya di sebuah panti. Tanpa cucu dan anak mereka. Menurutku para nenek dan kakek tetap merasa sepi dan rindu akan keramaian di rumahnya.

Aku memang belum tahu pasti tentang panti jumpo, jadi aku gak bisa berkomentar banyak mengenai itu. Hanya saja aku tetap merasa kasian dan prihatin dengan para penghuninya meskipun telah mendapatkan perawatan yang baik oleh para pemilik Panti. 

Para nenek dan kakek selayaknya dirawat dan dijaga oleh anaknya sendiri bukan oleh orang lain. 


“Sebagai anak yang bakti kepada orang tua, marilah rawat orang tua kita dalam keadaan apapun dan jangan sia-siakan beliau.”

I love my Parents




0 komentar:

Posting Komentar

 

Journey of Life Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang