Aku
sangat prihatin melihat wanita tua dan pria tua yang terlantar dijalanan.
Mereka meminta-minta dan mencari belas kasih. Astagfirullah kemanakah anak mereka?? Teganya mereka menelantarkan
orang Tua mereka??
Sungguh merawat orang tua sebagaimana
dulu orang tua merawat kita adalah pekerjaan yang mulia untuk membuka pintu
surga.
Air
mataku tak henti menitik jika melihat seorang wanita tua dan pria tua masih
bekerja atau berdiri di sisi lampu lalu lintas untuk meminta-minta. Tak sampai
hati ku membiarkan orang tuaku bernasib sama seperti mereka. Aku berjanji
Tuhan, aku akan merawat bapak, ibu,
kakek dan nenek seperti mereka merawatku dulu hingga besar sepeti sekarang ini.
Orang
tua seharusnya mendapatkan tempat ternyaman untuk beristirahatnya setelah
Beliau bersusah payah sekuat tenaga membesarkan dan membiayai buah hatinya.
Bukan malah disia-siakan hingga tak punya hari tua.
Mbah Tasiyem, aku dan sahabatku
Terlihat kelelahan di raut tua mbah Tasiyem
Yang
berfoto denganku dan sahabatku ini mbah Tasiyem yang Kami lihat di depan
Alfamart sekitar kampus. Ironis. Tak ada seorangpun yang merasa iba melihat
ketidakberdayaannya. Mbah Tasiyem sangat kuat dan dan tak meminta-minta kepada
siapapun. Beliau hanya ingin minta tolong dicarikan toilet dan becak untuk
pulang. Menurut petugas Alfamart mbah Tasiyem diterlantarkan oleh seorang Pria.
Benar-benar tega orang tersebut. Kami meminta bantuan polisi untuk mengamankan
mbah Tasiyem, namun hasilnya nihil. Polisi memang datang namun tak berbuat
banyak. Malah bertanya-tanya dengan mbah Tasiyem tanpa ada rasa kasian dan
mengira mbah tasiyem bohong atas info yang diberikan. Kemudian kami melapor
kekelurahan terdekat namun tak bertidak cepat untuk menghubungi panti sosial.
Mbah tasiyem sangat terlihat lelah dan punggungnya sakit karena terlalu lama
duduk. Akhirnya kami mendatangi panti sosial, akhirnya datang juga mereka
bersama perawat untuk menjembut Mbah Tasiyem. Awalnya mbah Tasiyem takut jika
disana akan dijahati, tetapi setelah kami bujuk dan kami beritahu bagaimana kehidupan disana, mbah tasiyem
akhirnya mau ikut juga. Kini mbah
Tasiyem tinggal di panti sosial bersama dengan mbah-mbah lainnya yang
diterlantarkan oleh anak-anak mereka.
Entahlah
apa yang ada dibenak Anak mereka hingga tega membiarkan Orangtuanya hidup
jalang dijalanan. Tanpa kasur yang empuk, tanpa selimut yang hangat, tanpa
kasih dan sayang anak dan cucunya. Seakan kebahagiaan si kakek dan nenek sirna
seketika saat mereka diasingkan dalam keluarganya sendiri.
Panti Jompo = Tempat pembuangan Orang
tua????
Aku
masih penasaran dengan panti jompo apakah disana dihuni oleh orang tua yang
memang dititipkan oleh anaknya dan sewaktu-waktu dijenguk, atau memang anaknya
sama sekali tak mau mengurusnya sehingga Para orang tua berada di panti jumpo.
Selama
ini aku masih bertanya-tanya.
Kasian
memang bila melihat para orang tua harus diasingkan dan tinggal bersama rekan
sebayanya di sebuah panti. Tanpa cucu dan anak mereka. Menurutku para nenek dan
kakek tetap merasa sepi dan rindu akan keramaian di rumahnya.
Aku
memang belum tahu pasti tentang panti jumpo, jadi aku gak bisa berkomentar
banyak mengenai itu. Hanya saja aku tetap merasa kasian dan prihatin dengan
para penghuninya meskipun telah mendapatkan perawatan yang baik oleh para
pemilik Panti.
Para
nenek dan kakek selayaknya dirawat dan dijaga oleh anaknya sendiri bukan oleh
orang lain.
“Sebagai
anak yang bakti kepada orang tua, marilah rawat orang tua kita dalam keadaan
apapun dan jangan sia-siakan beliau.”
I
love my Parents
0 komentar:
Posting Komentar