![]() |
Warnanya menarik jangan tergiur |
Di Bulan Ramadan dimana-mana orang memburu makanan pembuka
atau biasa disebut Tajil. Makanan dengan bahan yang diracik di rumah
masing-masing ataupun yang siap makanan dijual dibeberapa pasar. Konsumen hanya
tinggal memilih. Pedagang yang menjunjung tinggi prinsip ekonomi itu
memanfaatkan keadaan. Sungguh memprihatinkan.
Beberapa hari di bulan Ramadan saya nonton acara Televisi
selalu saja memberitakan makanan pembuka puasa berbahaya jika terus di
konsumsi. Seperti pasar yang selalu
dipadati masyarakat Jakarta ini positif beberapa makanannya mengandung borak, Rhodamin B, formalin, methanil yellow dan lain-lain.
Ngeri banget kan guys. Semua bahan yang digunakan itu tentu saja bukan untuk makanan.
![]() |
pemeriksaan secara langsung |
BPOM yang meneliti sampel makanan tersebut tidak begitu
susah, hanya membawa gelas reaksi dan reagennya saja sudah bisa mengetahui
hasilnya apakah positif mengandung formalin atau borak tepat di TKP tanpa harus
memboyong ke Laboratorium. (Pengalaman di Lab kimia)
![]() |
Pemeriksaan di Lab |
Bahan-bahan itu cocoknya buat apa sih?
Borak itu digunakan untuk
tambahan pada pembersih
lantai. Kalau untuk makanan biasanya digunakan untuk pengenyal, Hati-hati
dengan bakso, tahu, mie basah dan makanan yang kenyal-kenyal lainnya. Rhodamin B itu sebenernya untuk pewarna testil, gara-gara pedagang
nakal rhodamin B ini malah digunakan untuk penguat warna biasanya sering
dipakai di jamu,terasi, makanan ringan,
sirup dan lain-lain. Formalin wah serem ne
kalau tau kegunaan sebenernya. Iya bener, formalin ini buat ngawetin mayat.
Lho kok malah dipake buat ngawetin makanan. Salah Kaprah. Methanil Yellow
ini sewajarnya untuk pewarna testil , berhubung pewarna alami mahal
pedagang sering menggunakan methanil yellow ini untuk mewarnai makanannya
selain murah juga menarik pembeli. Astagfirullah....

![]() |
Sampel pemeriksaan di Lab |
Sebenarnya untuk apa si bahan yang ditambahkan oleh
penjual????
![]() |
kolang kaling |
Bahan-bahan itu digunakan oleh penjual untuk memperkuat
warna agar menarik, pengawet agar tidak muda basi, penguat rasa, dan lain-lain.
Biasanya bahan-bahan tersebut didapat dengan harga murah so para pedagang licik
itu akan untung segede-gedenya. Kalau begitu halal nggak tu?? “Hanya Allah yang
tau”
Pedagang nakal dapat sangsi nggak??
![]() |
hati-hati yang warna ijo |
Meskipun bahan-bahan tambahan pangan yang digunakan
jelas-jelas tak layak konsumsi itu Depkes tidak berwenang apa-apa. Pemerintah seharusnya
bertidak tegas dalam hal itu. Karena pedagang tersebut sebenarnya sudah
melanggar hukum. Membodohi masyarakat.
Bahayanya apa sih?
Ditanya bahayanya itu lumayan beresiko tinggi untuk konsumsinya,
misalnya dapat menyebabkan rasa sakit ditenggorokan, mual, muntah-muntah,
diare, karsinogenik, gangguan pada sistem hati, gangguan fungsi ginjal, tumor
dan jika dalam jangka lama dapat menyebabkan Kanker. Serem kan??
![]() |
em...enak ne |
Kita harus bagaimana, apa nggak usah makan??
![]() |
aneka jajanan pasar |
Kita sebagai konsumen harus pandai memilih.
Kesehatan ada di tangan kita masing-masing. Tidak semua pedagang menggunakan
BTP (Bahan Tambahan Pangan) yang
berbahaya.
Tips
dan Trik memilih makanan
Makanan berbahaya
|
Makanan aman konsumsi
|
|
Warna
|
Cenderung lebih cerah, mencolok
|
Warna pucat
|
Bau
|
Aroma tajam
dan tidak alami
|
Aroma alami
|
Tekstur
|
Kenyal dan susah hancur
|
Mudah hancur
|
Rasa
|
Timbul rasa
pahit
|
Tidak
menimbulkan rasa pahit
|
Jadi nggak usah takut untuk membeli makanan pembuka puasa di
luar ya. Kuncinya hanya pandai-pandai memilih.
Selamat menunaikan ibadah puasa 1433 H.
He... KALIAN pedagang nakal. Tolonglah sadari
pentingnya kesehatan. Kesehatan bangsa setanah air . Jangan lagi memakai BTP
yang dilarang sama Depkes. Jika memang alasan ekonomi menggunakan pewarna dan
pengawet sintetis boleh-boleh aja asalkan masih
pewarna dan pengawet makanan dengan jumlah sesuai aturan.
Kesehatan itu mahal. Kesehatan itu nikmat.
Sumber di sini
siaran liputan 6 RCTI
dah lama gak main ke sini,blognya keren dd,apalagi headernya,
BalasHapus