Kamis, 21 Maret 2013

Cemburu Telah Membutakan Hatiku

Sumber gambar di sini



Aku dinikahi laki-laki itu adalah kebahagiaan yang sulit aku ungkapkan secara detail. Aku mengaguminya sejak awal memulai pendidikan di Universitas. Dia laki-laki yang bertutur kata halus, tingkah laku yang sopan, tatapan mata yang menyejukkan, dan dia sangat tampan. Diam-diam aku mencintainya. Aku ingin memilikinya lebih dari seorang sahabat. Tapi aku tak berani untuk mengungkapkan secara langsung, nyaliku tak seberani teman-temanku yang terus mengejarnya.  Aku hanya mengagumi dalam diam.

Hingga lulus Universitas aku masih menyimpan perasaan itu dengan rapi. Dia tak tahu. Dia tetap memperlakukan aku seperti dia memperlakukan teman-temannya. Akupun sebaliknya.

Yang membuatku terus menyembunyikan perasaan ini karena aku takut kehilangan sosoknya yang selalu menemaniku. Aku takut jika nanti aku mengungkapkan, dia akan menjauh dan merasa risih dengan perasaanku untuknya. Aku tak menginginkan itu terjadi.

Setelah kami diwisuda aku merasa ada yang mengganjal tapi sulit diungkapkan.

Kekhawatiran yang mendalam.

Aku akan kehilangan hari-hari bersamanya.

“Yeah aku sudah tidak satu Universitas dengannya, kami akan melanjutkan hidup masing-masing dan memiliki lingkungan baru, itu artinya aku akan kehilangan dia di hariku” Batinku bergejolak.

Seminggu telah berlalu dari kami diwisuda, aku masih menunggu ijazah keluar dan menghabiskan waktu di rumah. Aku sangat kesepian. Pikiranku banyak digunakan untuk memikirkan dia daripada memikirkan pekerjaan yang nanti akan aku jadikan hobby. Ini sangat membuatku murung dan tak melakukan apa-apa.
Aku sangat merindukan tawanya, tatapannya, ceritanya dan semuanya yang ada pada dirinya.

Kurasa aku telah melakukan kebodohan besar dalam hidupku. Aku terus menyembunyikan dan ketakutan dengan apa yang belum tentu terjadi.

Selasa, 19 Maret 2013

Kepala dua tambah ekor satu









Ceritanya melipir ke Blog cuma mau curcol kalau si empunya Blog barusan nambah ekor satu. Nggak terasa banget kalau aku udah kepala dua dan ekor satu, dulu jaman SMA ngeliat orang seusia itu keliatan dewasa banget. Sekarang ada diposisi itu biasa aja si #ketawaTanpaDosa.

Harus bahagia atau sedih si ketambahan ekor satu? Galau kan...

Kebanyakan orang hari ulang tahun itu hari yang ditunggu-tunggu, untuk beberapa hal tertentu aku  si nggak jauh beda misal pengin cepet-cepet tambah umur biar cepet dinikahin hahahhaa... Atau biar cepet dapet SIM.

Nambah ekor apa nambah kepala terkadang bikin ngegalau gitu, soalnya tanggung jawab makin gede, umur berkurang satu, makin mikir sejauh ini baru mencapai itu-itu aja, dan lainnya yang ngebuat makin ngegalau dasyat mikirin diri makin berumur.



Erna, Dewi, Titis, Kiky, Yasmin, Anji


Di hari spesial 17 Maret 2013 si empunya blog genap 21 tahun. Alamak tua amat yak?. Moment ini aku mau ngucapin terima kasih.  Sebelum bilang makasih mari mengheningkan cipta....

Jumat, 08 Maret 2013

Rumah Idaman ;*

Rumah :*

Pernah dong mengkhayal dan bermimpi tentang masa depan. Pasti pernahlah ya?? Termasuk saya yang hoby sekali berandai-andai dan mengkhayal tentang masa yang akan datang. Karena saya yakin dari mimpi akan membuat saya menjadi termotivasi untuk mewujudkan. Saya yakin dengan usaha, doa dan keinginan yang kuat. Mimpi-mimpi itu akan terwujud sedikit demi sedikit. So, bebaskan bermimpi asal jangan ketinggian ntar jatuhnya sakit....


Rumah Idaman, Kobul. Amin ya Rabb...

Menjadi wanita Sholeha, Karier cemerlang, suami yang setia dan Keluarga yang bahagia selalu menjadi mimpi saya dan keinginan orang tua saya. 

Selain itu saya juga memimpikan memiliki rumah yang nyaman dan menyenangkan. Rumah adalah Surga kita di Dunia. Nggak sabar pengin punya rumah sendiri. Cemungut...cemungut...


Saya iseng-iseng mencari referensi rumah idaman saya nanti bersama suami saya. Siapa ya dia??? 

Tidak mewah dan tidak megah tetapi minimalis dan sederhana, lumayan menyenangkan jika nanti saya huni bersama keluarga kecil saya. 

Beginilah hasil khyalan saya untuk rumah idaman saya....

Denah Rumah Idaman 

Senin, 04 Maret 2013

Cerpen *Secangkir Teh Hangat dan Pisang Goreng*


Keluarga yang pernah menjadi kaya raya itu sekarang tinggal di sebuah rumah sederhana di pinggiran kota. Rumah yang jauh lebih sederhana dari rumah mereka sebelumnya. Rumah dari batu bata tanpa cat dan genting yang mulai rapuh tetapi mereka tetap menjadi keluarga yang bahagia dengan segala yang dimilikinya sekarang. Suatu ketika Santi anak perempuannya dan Sandy anak laki-lakinya mengalami kecelakaan maut saat mengendari mobil peninggalan ayahnya. Mobil yang mereka naiki menabrak sebuah beton batas marka jalan dan terjun ke jurang. Entah karena remnya bolong atau kelalaian ataukah karena ketebalan kabut.

“Ibu pasti senang mendengar kabar  ini ya dek” Ucap Sandy sambil terus memacu gas menelusuri jalan yang berliku dipinggir jurang curam. Sandy sangat tidak sabar sampai di rumah dan menyampaikan kabar bahagia atas diterimanya ia di suatu perusahaan besar.

“iya kak, kakak menjadi manager di perusahaan besar itu impian ibu dan juga ayah, sayang ayah nggak bisa menyelamati kakak secara langsung” Raut wajah Santi seketika berubah sendu. Tangannya meremas-remas baju bagian bawah.

“Sudahlah dek, ayah pasti bahagia di sana? Kamu harus cepat menyelesaikan kuliahmu dan bekerja untuk membahagiakan ibu serta tinggal di rumah yang lebih layak” Sandy mengelus kepala adiknya yang berbalut jilbab dengan penuh kasih sayang.

Mobil terus melaju. Kabut semakin tebal di permukaan jalan. Lampu tak mampu lagi menyorot 5 m dari pandangan mata. Sandy memperlambat laju mobilnya.

“Kak, apa sebaiknya kita berhenti aja” Usul Santi cemas. Duduknya tak lagi nyaman, kerut dahinya tampak jelas. Keringat dinginnya bercucuran.
 

Journey of Life Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang