Saat itu kamu hadir di saat aku kosong. Kosong bukan berarti
sendiri tanpa dia. Dia tetap ada di antara aku dan kamu meski tak memberi warna
di dalam hidupku. Mungkin warna-warni itu menjadi kelabu saat hubungan jarak
jauh ini semakin lama. Kehampaan ini membuatku merasa kosong.
Kamu selalu ada di saat aku menginginkan teman untuk
bercerita. Senyummu selalu menghiasi hariku kini. Kamu bahkan menyediakan
bahumu untuk membiarkan aku bersandar sejenak. Setiap ku bercerita kamu
menyimakku sambil sesekali mengomentari. Sejauh ini kamu menjadi laki-laki yang
kukagumi. Kesabaranmu menghadapi aku, perhatianmu yang membuatku simpati dan
ketulusanmu yang membuatku terlena.
Sayang, kamu bukan Dia.
Aku akan mengakhiri semuanya. Aku tak akan membiarkan hatiku
terlalu terlena denganmu. Kamu bukanlah dia yang selama ini membuatku jatuh
cinta sampai benar-benar jatuh. Aku tak mungkin membagi cinta ini untukmu juga.
Tuhan memang menghadirkan cinta dengan tiba-tiba, tapi tidak
untuk aku dan kamu. Sebelum terlalu jauh
aku mengisi kekosonganku dengan hadirmu lebih baik aku mengakhirinya. Aku takut
mencintaimu. Aku takut meninggalkanmu pada akhirnya. Aku tahu cintamu lebih
besar darinya tapi kurasa kamu mencintai orang yang tidak tepat.
Aku miliknya dan aku mencoba untuk setia.
Semoga ketulusanmu dibalas dengan ketulusan yang sama
besarnya bahkan lebih dari gadis lain.
0 komentar:
Posting Komentar