Journey of Life: Happy with Bestfriends @Jogja

Balik lagi Saya ngepost. Kali ini nggak melulu ngomongin travelling bareng si Pacar. Tapi bareng sahabat-sahabat saya. Yang mengikuti blog ini pasti kenallah sedikit tentang kedua sahabat saya ini Titis dan Erna. Mereka sering muncul di beberapa postingan bulan-bulan lalu.

Ini travelling bulan lalu tapi baru post sekarang.

Kenapa harus di posting si Ky?

Jawabannya simpel, saya suka nulis. Saya suka mengabadikan.

Trus buat apa dong?

Tulisan itu bisa dibaca-baca lagi, apalagi di MAYA semua yang bersangkutan bisa baca dimana aja. Kalau kangen kan bisa baca lagi. Tulisan dan foto bisa bawa kita ke masa lalu dan seolah-olah ngalamin lagi. Bener nggak tu? Kalau seneng ya ikut ngekek, kalo sedih siap-siap kain serbet aja sapa tau nangis-nangis trs ingusan.

Sebelum UAS kampus saya masih mengadakan ritual hari tenang, tujuannya si memberikan kesempatan mahasiswa buat belajar atau mengumpulkan buku-buku yang entah kemana. Berhubung penat hati, penat pikiran dan penat segalanya saya dan sahabat saya memutuskan untuk jalan-jalan ke Jogja sehari aja. Semuanya hanya modal nekat dikala keuangan menipis.

Siang bolong saya, Titis, Erna dan Mega cabut ke Jogja menggunakan sepeda motor. Normalnya perjalanan dari Semarang menuju Jogja itu 2,5-3jam berhubung kami nggak beruntung perjalanan tak sesuai perkiraan. Macet total. Kami tetap antusias.

@SS Magelang

Perut kami dah berdendang tak karuan, daripada pingsan di jalan mending cari tempat makan. Masih ingatkan tempat favorit kami, tepat kami suka sekali SUPERSAMBEL. Hooorrreeee akhirnya nemu juga tempat favorit kami. Langsung deh pesen makan yang kami suka. Yang tak pernah dilewatkan selalu Sambal mangga muda, sambal terasi mentah dan jamur goreng. Coba aja pasti ketagihan. Si Yasmin yang nggak diijinin pergi sama Abinya hanya terus mengirim sms. Kalian sampe mana?. Hati-hati ya kalian. Aku pengin ikut sebenernya. Kalian kok gak balas sms si?. Aduh Yasmin pengin saya jitak dech, Kita kan masih di jalan masa iya bales sms, bahaya tau. Maaf ya Yasmin kita pergi tanpa kamu. Maaf juga buat Anji dan Dewi, kita pergi tanpa kalian. Serasa nggak lengkap.

Selesai makan dan tentunya sampe kenyang dan malas untuk berdiri, Kami melanjutkan perjalanan yang hanya 1 jam lagi. Semangat!!!

Melihat ukiran SELAMAT DATANG DI KOTA YOGYAKARTA, Kami berteriak girang.

Pertama kali yang Kami cari itu penginapan, sebenernya si banyak teman-teman kami di Jogja tapi udah pada libur jadi mana mungkin bisa numpang. Kalau seandainya iya bener numpang itu nggak sopan banget masa numpang sekaligus empat biji, tu namanya gusur yang punya kost wkwkwkwk.

Berhubung tujuan awalnya di sekitar Malioboro, kami berempat mencari penginapan di kawasan situ. Em di sana tarifnya lumayan murah si meski kami carinya harus muter-muter di jalan bergang sempit. Kami maunya yang sekamar berempat soalnya Cuma dipake beberapa jam aja. Niatnya ke Jogja juga mau wisata malam. Alhasil, harus susah payah mencari penginapan yang rata-rata udah pada penuh. Maklum musim liburan.

Saya kagum dengan penduduk sekitar Malioboro, tahu kenapa? Meskipun jadi tukang becak mereka itu lancar Bahasa Inggris, Bahasa Pranscis, Bahasa Spanyol dan ntah apalagi. Malu dech Saya.

Nggak dapet di Malioboro terpaksa cari ke SARKEM, toh juga deket Malioboro juga.

Dapet juga penginapan di Sarkem semalem IDR 100000. Senyum cerah soalnya sisa uangnya bisa buat shopping.

Senyum itu berubah menjadi tawa. Mengomel dan mengeluh. Kamar yang kami tempati sungguh... TERLALU kata bang Haji Roma Irama. Judulnya JIKA AKU MENJADI.

Bodohnya kami tak melihat lokasi sebelum mengatakan “IYA”, so dengan terpaksa harus rela bermalam di kamar yang super apa adanya.

Berhubung nggak sabar mau jalan-jalan Kamipun bergegas mandi satu persatu. Oh my GOD, kamar mandinya benar-benar apa adanya. Tak cukup untuk merentangkan kedua tangan, tanpa cantelan, tanpa kunci sungguh terlalu. Parah. Kami harus saling membantu satu sama lain. Indahnya kebersamaan. Bahagianya memiliki SAHABAT.

Selesai mandi, Kami langsung menuju pusat perbelanjaan Malioboro. Jalan-jalan sampai kaki pegal. Gokilnya kami membeli kaos yang sama dan lari menuju toilet umum untuk segera memakainya. Mirip anak Panti yang dapat sumbangan baju. Girang banget.

@Malioboro

Malioboro memang nggak ada matinya ya tiap hari entah siang atau malam selalu aja ramai. Mau mencari apa aja sepertinya ada. Dari barang tradisonal sampai barang modern semua tersedia di sana. Malioboro juga menyediakan harga dari yang termurah sampe yang wah...

Ada beberapa pertunjukan musik Tradisional yang menghentikan langkah kami. Musiknya khas kejawaan. Unik.

Biasalah kalau lagi shopping suka lupa waktu. Padahal yang dibeli nggak seberapa lho tapi liatnya itu berjam-jama. Dasar cewek.

@Alun-alun Kidul Jogja

Me n Erna

Kami pengin banget tu goes-goes ke Alun-alun kidul, langsung dech kami ke sana. Pertama ke Alun-alun utara. Sepi. Nggak ada kehidupan. Tiba-tiba muncul rasa takut. Untung ada bapak tukang becak yang bisa ditanyai. Bapaknya ramah banget. Tapi kami nggak mudeng jalan mana yang harus di lalui. Kanan, kanan, kiri, ada pertigaan kanan, 5 meter kiri, ada dinding putih ke kanan, terus kanan. Oh Tuhan, kami benar-benar nggak ngerti. Alhasil kami nyasar.

Jalannya kok sepi ya. Kami mulai panik. Erna mengusulkan, kenapa tadi nggak ngikut becak-becak aja pasti arahnya ke sana (Alun-alun Kidul). Ya udah akhirnya kami balik lagi ke tempat yang tadi banyak becak. Untuk menyakinkan Kami tanya lagi. Untung ada bapak-bapak setengah baya yang mau ke sana juga. alhamdulilah. Kami mengikuti bapaknya yang menggunakan sepeda ontel.

tanpa flas jadi murem nggak jelas hutff

Me, Katul dan Nying-nying

Kami terlalu kejauhan rupanya.

Dari kejauhan dah keliatan hiasan lampu-lampu. Bagus.

Rame banget.

Kami makan dulu di lesehan pinggir jalan. Cari yang anget-anget aja ah, Spontan saya dan Titis memilih bakso merson. Berhubung baru pertama kali nyoba, Kami nggak kepikiran kalau dalemnya bakso cabe ngelondongan. Kalau nggak ati-ati bisa langsung di kunyah dan Duuuaaaaarrrrr saking pedesnya. Abis itu mulutnya meledak-ledak.

Ini permainan yang ditunggu-tunggu. Rasanya kok lebay banget ya. Ngontel kan sering tu pas jaman SD.

Kami langsung memesan becak hias dengan IDR 40rb 3 kali putaran. Harganya memang bervariasi tergantung becak dan kondisi jalan. Semakin malam juga pastinya semakin murah. Banyak keluarga dan muda-mudi yang menghabiskan malam di Alun-alun kidul. Wisata malam banget dech kali ini.

Di jalan hanya ketawa-tawa sambil mengajak balapan penaik becak lainnya. Dunia serasa nggak ada beban. Padahal seminggu lagi juga UAS untuk penentuan nasib semester depan. Tak apalah kali ini aja.

Nying-nying dan megatul

Kompak dong

keliatan masa kecil kurang bahagia

3 putaran dah kelar, kami masih belum capek. Akhirnya goes lagi dengan sepeda ontel. Persepeda IDR 25rb per6 putaran sampe pegel dech. Murah banget soalnya dah tengah malem. Saya dengan Katul, Mega sama Nying-nying. Mulai lagi aksi ketawa tanpa dosa. Naik sepeda ini memang harus kerja sama, nggak boleh beda kecepatan harus seirama. Kalau belakang cepet yang depan kewalahan. Seperti saya dan katul harus sering teriak-teriak di jalan. Heboh. Beda sama mega dan Nying-nying sepertinya santai banget.

mirip anak panti

Kami sangat menikmati situasi di Alun-alun kidul. Ada yang goes seperti kami, ada yang mencoba melewati pohon beringin kembar dengan menutup mata, ada muda-mudi yang ngopi-ngopi di pinggiran alun-alun, ada yang hanya nongkrong dan menertawakan kami. Macam-macamlah.

Sepertinya orang yang berada di sekitar alun-alun sangat bosan melihat kami yang dari tadi muter-muter dan ngoceh muluk. Ketawa ketiwi kayak anak kecil umur 5 tahun. Ahhhh nggak papalah namanya juga lagi olah raga, membakar lemak yang menggumbal di perut kami.

Lagi asik muter-muter sepada yang saya dan Katul pake rantainya lepas. Aduhh... ne sepeda beda sama yang Saya punya, so nggak bisa benerin dech.

Mega dan Nying-nying langsung manggil masnya yang punya sepeda ya iyalah masa yang punya alun-alun. Untung masnya langsung datang. Uffftt yang punya juga lama benerinnya, apalagi kami yang nggak pernah pegang. Maklum dong.

Alhamdulilah Akhirnya bener juga...

Lanjut muter lagi...... Sampe nyerah saking capeknya... 8 kali putaran..

Dua Beringin Kembar

Nying, mau kemana tu??? hahahaha

Titis, Erna, Kiky dan Mega

Nah mega bingung kan???

Kami nggak mau kalah sama yang lain, mereka tak pernah putus asa untuk berhasil melewati tengah-tengah beringin kembar. Meskipun harus berulang-ulang.

persiapan...

Di sini kami berempat mencoba bergantian soalnya penutup matanya cuma satu. Satu ditutup yang lainnya mengikuti sambil ketawa-tawa tanpa membantu.

“Kik, emang ya kamu sesat banget, cukup tahu”

“langkahnya PD banget”

“Tul, kamu ciri orang yang suka menatap masa lalu tu”

“ Dah jauh banget dari hati bersih ne”

“Ayo jalan terus udah bener kok”

‘misi masnya mbanya” pura-pura ngalangin jalan.

“Iya bener, udah jalan aja” padahal salah.

Kami berbicara sambil ketawa-tawa mungkin yang lain sampai iri.

Ayo tul maju trus.....

Kami terus mencoba sampe berhasil. Tapi begonya nggak ada yang berhasil satupun. Nabrak akarlah, balik arah pas udah sampe, melenceng sampe rumput-rumput, nabrak pager. Aduh aduh parah banget ya..

Mitos yang nggak tau harus dipercaya apa nggak ini, bilang kalau yang berhasil melewati beringin berarti hatinya lagi suci dan bersih.

????? ????

Kami berempat gimana dong.....

Saatnya balik ke penginapan mengenaskan.

Selesai bersihin wajah langsung tu tepar. Dingin banget. Sambil ngechas hp bergantian. Malam itu kami tidur lelap banget saking capeknya.

Paginya langsung bergantian mandi. Untung kami mens berjamaah jadi nggak kesulitan bagaimana sholatnya. Maklum penginapan sempit.

Jam 7.30 tepat kami siap cek out dan cari sarapan.

Pagi begini masih jarang tempat makan buka .Merana oh merana.

Soto Ayam pinggiran Kraton

Untung di pinggir Kraton ada Soto kaki lima rasa bintang lima. Akhirnya kami makan soto Ayam IDR 6000 dan teh anget IDR 2000.

@Kraton Yogyakarta

Titis, Kiky dan Erna

Direnovasi Sultan Hamengkubuwono VIII

Selesai sarapan, kami memanfaatkan waktu mengunjungi Kraton. Mengenang Sejarah. Untuk kraton depan IDR 3000 perorang, Kraton Belakang IDR 5000 perorang, dan masuk Museum dokar IDR 3000.

Tujuannya foto-foto sambil mengenang sejarah.

My Bestfriends... "slamanya"

Titis n Kiky

@Taman Sari

Masih di kawasan Kraton, rumah paling megah di jaman kejayaan Kraton. Luas banget. Dari pintu masuk ada ukir-ukiran garong apalah namanya. Trus disambut pot-pot besar, kalau jaman dulu di sambut dayang-dayang cantik.

Masuk lebih dalam lagi Kita akan menemukan kolam renang yang luas. Sisi kanan dan kirinya ada tempat untuk beristirahat yang punya rumah. Sisi sebelah kiri dari pintu masuk terdapat ruangan berlantai 3 dan ada kolam renang lagi. Ruangan tersebut ada dua kamar tidur utama.

Anak Alay

Di sana kami bertemu banyak wisatawan asing terutama dari barat terlihat dari ciri fisiknya, banyak juga yang masih dari ASIA dengan mata siepit. Orang-orang dari Asia ramah-ramah. Mereka saling sapa menegur kami. Ngobrol dengan bahasa inggris campur aduk dan ada dua cowok mirip Rangga Smash mengatakan “kamu cantik” masih dengan logat mandarin. Kami juga berkenalan, sumpah dech nama mereka susah banget dilafalkan. Kami juga sempat foto bareng. Saat berpisah mereka mengatakan “Terima kasih, Bye...”.

Pertemuan konyol ya hehe...

hihihi aneh bgt

Kami lanjut muter-muter, luas banget ne rumah. Jarak antara kamar utara dan dapur harus ditempuh dengan sepeda. Walah walah. Kaya banget ya yang punya rumah.

Tenang kalau pengin tahu sejarahnya banyak kok yang jadi juru bicara.

Kalau diceritakan pasti nggak abis-abis...

wajahnya bulet-bulet

Kembali ke Semarang

Menu makan siang di Ayam kosek

Siang pas terik-teriknya kami balik ke Semarang lagi.

Sebelum sampai Semarang makan siang dulu di Ayam Kosek Magelang. Lagi-lagi makan di Magelang. Yamiiiii....

Sambil istirahat sejenak meregangkan otot...

Inilah kisah bersama sahabat-sabahat saya, semoga menjadi kisah yang tak terlupakan. I love my bestfriends.

Meski suatu saat kita berpisah, semoga kita masih tetap dekat seperti ini. Mencari sahabat itu tak semudah yang aku bayangkan. Benar-benar kalian sangat berarti dalam hidupku. Persahabatan itu indah.