Minggu, 14 Oktober 2012

Cobaan Itu Mengajarkan Kita Ikhlas

Sahabat saya Telah Pergi....


Saya menyadari jika segala sesuatu yang diberikan Allah itu hanyalah titipan semata, sewaktu-waktu bisa diambil lagi. Ya seperti inilah yang saya alami. Allah telah mengambil sahabat saya tiba-tiba. 

Malam itu tepatnya Malam minggu, saya dan teman-teman kos begadang sampai jam setengah 2 dini hari. Macam-macam yang kami lakukan. Nonton dunia lain atau googling. Malam itu saya juga mendengarkan Murotal Al-quran sambil tiduran. Saya baru terlelap jam 2 malam. 

Pagi-pagi bangun tidur saya tak membuka pintu karena kamar mandi posisinya di dalam kamar sehingga saat sholat subuhpun langsung tidur lagi tanpa membuka pintu. Biasalah hari minggu waktu buat malas-malasan. 

Pagi jam 7.30, Nisa menanyakan motor saya. "Kik, motor kamu kok nggak ada"

Saya yang sedang tertidur pulas spontan langsung bangkit dengan hati dag-dig-dug tak karuan. Saya keluar... Nihil... Motor yang terparkir di garasi depan kamar itu raib. Saya langsung melihat kunci, rupanya kunci motor bertali biru itu masih menggantung di pinggir almari. 

Lemas...

Saya mencoba tenang lalu nyamperin bapak kos. Bapak kos langsung panik. Ini kali pertama di kos ada pencurian dan itu barang rada besar. 

Bapak kos juga curiga, karena saat beliau pergi ke masjid untuk sholat subuh motor masih lengkap tetapi saat pulang dari masjid kedua pintu gerbang telah terbuka. Bapak kos berpikir kami anak kos pergi olah raga atau ke masjid juga seperti hari biasa.

Setelah ditunggu lama kok nggak pulang-pulang, akhirnya bapak kos ngecek gerbang lagi tetapi gemboknya  sudah hilang semua. Bapak kos masih positif thinking mungkin di bawah oleh kami. Padahal biasanya gembok selalu ditinggal di gerbang masing-masing tanpa membawa pergi. 

Bapak kos merasa bersalah, padahal keamanan kos lumayan aman dengan 2 pintu gerbang. Tapi jaman sekarang maling juga pinter-pinter jadi ya bisa mbobol juga. 

Saya hanya bisa mengikhlaskan saja, karena saat itu di dalam kos ada 4 motor, Vega R dan Mio merah tapi kuncinya sudah bukan kunci asli pabrik melainkan  kunci dindong (buatan sendiri), satunya lagi motor Vario merah yang kuncinya beda dari kunci motor Yamaha. Nah satunya motor saya yang terletak paling jauh dari pintu gerbang malah dia pilih. 

Subuh itu waktunya orang tidur pulas-pulasnya, sampai semua anak kos nggak denger gerak-gerik maling itu. Dengan mudahnya mereka membawa Motor saya. 

Kembali kepada Allah, sesuatu di dunia itu hanya titipan semata. 

Aku ikhlas jika itu memang bukan rejeki untuk keluarga saya, semoga bermanfaat untuk orang lain. Amin. 

Sebagai warga negara yang baik, saya melaporkan ke polisi setempat. 

Saya ditemani Bapak kos, Pak RT dan teman saya Erni melaporkan ke Kapolres Tembalang. Saya menceritakan kejadian dan menyerahkan fotokopi identitas motor dan diri saya. 

Polisi hanya bisa menerima laporan saya, tidak bisa membantu lebih. Jika motor saya ketemu saya akan dihubungi dan tetap mengikuti sidang. 

Saya ikhlas....

Saya menyerahkan kepada Allah dan juga Polisi. Jika memang itu rejeki saya pasti akan kembali lagi, atau diganti dengan yang lebih bagus. Amin Ya Robal Alamin.

Sampai Jumpa lagi sahabatku, selama ini kamu telah mengantarkanku menuntut ilmu, jalan-jalan, dan lain-lain. Denganmu aku mengukir memory yang tak terlupakan. Kali ini aku merelakanmu pergi. Semoga kamu bermanfaat untuk orang yang membutuhkan. Dan yang mengambil kamu tanpa ijin itu semoga diberi hidayah untuk bertaubat. Amin. 

Orang pertama yang saya telp itu bapak tetapi saat itu bapak lagi sibuk sekolah di Jogja, saya mengurungkan niat untuk cerita sepertinya Beliau sedang sibuk. 

Saya menelpon ibu, saat itu air mata saya tumpah. Saya menceritakan kejadian dan terus minta maaf. Ibu sangat santai, "Yang ilang biarin ilang, mungkin belum rejeki. Nggak usah dipikir banget. Besok lebih hati-hati lagi. Saat ini prihatin dulu soale ibu belum bisa beliin sekarang. udah nggak papa. " 

Oh my God, ibu memang baik banget. Saya sayang banget sama ibu. Beliau itu sahabat terbaik yang saya miliki. I love Mom. 

Terakhir saya menelpon sahabat yang jauh di sana, baru beberapa hari kemarin dia mengeluh betapa susahnya tidak mempunyai motor. Saat itu dengan sangat bijak saya menasehati dan menyemangati dia. Kali ini memang kata-kata saya itu juga menjadi nasehat dan semangat diri. 

Ya, kita memiliki situasi yang sama, kita memang senasib. Semangat Sayang, kita pasti bisa melalui ini semua. 

AA-3112-JK (2009)

Mulai hari ini saya menjalani hari-hari yang berbeda dari biasanya, ke kampus jalan kaki dan akan memanfaatkan kendaraan umum untuk berpergian. Bismillah. 


Ini cobaan dari Allah, untuk melatih saya menjadi pribadi yang ikhlas, berjiwa besar, sabar dan lebih hati-hati lagi menjaga titipanNya. 

Terima Kasih Tuhan, Engkau telah menyayangiku dengan memberikan cobaan berharga ini. 

3 komentar:

  1. semangat ya saaay :-* pasti ada hikmahnya. pasti.

    BalasHapus
  2. iya say, belajar untuk ikhlas. Amin semoga ada hikmah dibalik ini semua. ^^

    BalasHapus
  3. Fastidious respond in return of this query with genuine arguments and describing the whole thing concerning that.
    Review my web site ; webcam models

    BalasHapus

 

Journey of Life Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang