Sabtu, 07 Januari 2012

Movie 2009 : TAKEN



Film yang pernah beberapa kali saya tonton ini memang film lama (2009) tapi memiliki pesan moral yang bagus. Menceritakan perjuangan seorang ayah untuk menyelamatkan Putrinya. Untuk itu saya ingin mengulas kembali film apik ini. 

Saya banyak belajar dari film ini, belajar bagaimana sosok  seorang ayah yang baik, yang mampu melindungi anaknya, bahkan saat si anak diculik sekalipun, dan yang terpenting tanpa meminta bantuan orang lain. Saya tuliskan kalimat-kalimat yang menarik saja ya, yang menurut saya layak kalian simak. Saya hanya ingin kalian merasakan juga apa yang saya rasakan, ketegangannya, emosi yang naik turun, amarahnya, dan perasaan lainnya. Saya tidak tahu apakah musik yang mengiringi film ini yang bagus atau memang alur ceritanya yang memang menegangkan sehingga terkadang saya ikut geram saat ada adegan tembak menembak, berkelahi dan kejar-kejaran.


Dikisahkan ada seorang pria bernama Bryan yang bekerja sebagai agen pemerintah Amerika Serikat.

                                                                       Sosok Agen Pemerintah

Sebagai bodyguard lebih tepatnya, dengan keterampilan bela diri khusus tentunya, tetapi harus kandas rumah tangganya karena istrinya muak dengan pekerjaanya itu. Namun si pria menerima keputusan si istri dengan lapang dada, karena ia lebih memilih mengabdi kepada negaranya. Saat ia pensiun dari pekerjaannya, ia sangat ingin menebus kesalahannya itu dengan melindungi putri satu-satunya, Kimmy. Ia rela pindah rumah yang berlokasi dari rumah mantan istrinya itu hanya karena ingin selalu dekat dengan putrinya tersebut, sampai-sampai ia ditertawakan oleh kawan-kawannya sesama mantan agen. Bahkan ia berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak pernah melewatkan hari ulang tahun putrinya itu. Salah seorang kawannya sampai bertanya, “Apakah ia tahu apa yang kau korbankan? Untuk menjadi lebih dekat dengannya?”. Ia hanya menjawab ringan, “Begitulah hidup”.

Pada suatu malam, saat ia bertugas menjadi bodyguard untuk seorang penyanyi wanita yang sedang naik daun, ia bertanya, “Maaf Nona, aku punya seorang putri yang ingin menjadi penyanyi, apakah kau punya tips khusus?”. Ia sangat mengetahui bahwa dari dulu putrinya ingin sekali menjadi seorang penyanyi. Namun sang penyanyi menjawab dengan penuh kesombongan, “Ya, katakan padanya untuk cari pekerjaan lain”. Ia tidak tahu apa yang akan dihadapi setelah konser usai. Ternyata ada pihak yang ingin membunuhnya dalam konser itu, tetapi semua usaha pembunuhan itu berhasil digagalkan olehnya dan kawan-kawannya tadi. Sesampainya di rumah, sang penyanyi meminta maaf dan sangat berterima kasih padanya karena telah menyelamatkan nyawanya baru saja. Berikut adalah kalimat yang menarik darinya.

“Jadi anakmu ingin menjadi penyanyi? Ini tidak seperti yang ia pikirkan. Setelah terkenal, hanya ada kamar hotel dan bandara. Ini, nomor pertama milik Gio, pelatih vokalku. Jika dia bilang putrimu bisa bernyanyi maka berarti dia bisa. Dia akan mengajarkannya, aku yang bayar. Nomor kedua adalah managerku. Jika Gio berhasil melatihnya, dia akan mewujudkan impian putrimu”.


Saya tertawa dalam hati melihat adegan ini. Seseorang yang penuh kesombongan tadinya bisa berubah 100% menjadi seseorang yang baik hati karena dapat terhindar dari kematian. Mungkin tanda balas budinya kali ya?? Penyanyi itu pun memberikan kecupan di pipi sebagai ungkapan terima kasih. Kemudian, suatu ketika, setelah ulang tahun putrinya yang ke-17, sang anak meminta izin kepada ayahnya untuk pergi ke luar negeri, yaitu ke Perancis. Ia harus mendapatkan izin ayahnya karena usianya baru 17 tahun. Terjadi perdebatan dalam hal ini karena sang ayah sangat khawatir jika putrinya pergi ke luar negeri sendirian, karena ia sangatlah tahu dunia di luar sana. Namun pada akhirnya sang ayah pun menandatangani surat izin tersebut karena ingin melihat putrinya bahagia. Ibunya berkata dengan nada kesombongan, “Pasti akan lebih mudah jika kau menandatanganinya waktu itu?”, dan dijawabnya dengan mudah, “Pasti lebih mudah jika kau dan aku membicarakannya lebih dulu!”. Sang istri masih merasa tak suka dengannya  atas sikap mantan suaminya yang telah membuatnya harus menikah dengan laki-laki lain. Yah, mereka kurang komunikasi selama ini ternyata. Sehingga tak bisa saling memahami pekerjaan satu sama lain.


Sang anak tadinya mengatakan bahwa ia hanya ingin pergi ke museum-museum di Perancis, tetapi sesampainya di bandara, sang ayah tahu bahwa sebenarnya putrinya mengikuti touring grup band U2 ke Eropa. Sang ayah tidak bisa berbuat apa-apa dalam hal ini. Yang bisa ia lakukan adalah meminta putri kesayangannya itu untuk selalu meneleponnya sesampainya ia di sana. Namun dasar sang anak yang keras kepala, ia hanya mengikuti naluri remajanya yang ingin selalu bersenang-senang, sampai-sampai ia lupa untuk menelepon sang ayah sesampainya di bandara Perancis. Ia tidak tahu kalau ia dan sahabatnya tadi sudah diincar sejak di bandara. Ada laki-laki seumurannya yang pura-pura memberikan tumpangan taksi gratis kepada mereka berdua.

Di saat ia berada di apartemen sepupu sahabatnya, Amanda, dan saat ia berhasil ditelepon oleh sang ayah, ia melihat ada penculik masuk yang sedang membekap mulut sahabatnya tadi. Dalam keadaan panik seperti ini, sang ayah masih bisa tetap fokus dan memberikan beberapa instsruksi penting kepada putrinya tadi. Musik yang mengiringi peristiwa ini pun sangat mendukung. Sungguh, saya ikut deg-degan di sini. Sepertinya kalian harus tahu kalimat-kalimat yang muncul dari sang ayah ini dan rasakan ketegangannya!

                                                   Kimmy yang sedang menelpon Bryan sang Ayah


Anak : (sambil kaget sekaligus panik) Ada seseorang di sini!
Ayah : Sepupu Amanda kembali?
Anak : Bukan. Oh Tuhan, mereka menculik Amanda.
Ayah : Apa? Apa yang kau bicarakan? Kimmy?
Anak : Ayah.
Ayah : Kim? Kim?
Anak : (sambil menangis) Ayah, mereka menculik Amanda. Mereka menangkapnya.
Ayah : (sambil berlari mengambil alat perekam dan berusaha mengulur waktu) Oke, dengarkan ayah.
Anak : Oh Tuhan.
Ayah : Apa kau bertemu seseorang di pesawat?
Anak : Tidak.
Ayah : Di bandara?
Anak : Tidak. Ya, Peter.
Ayah : Peter? Siapa Peter?
Anak : Aku tidak kenal.
Ayah : Orang Amerika?
Anak : Bukan.
Ayah : Apa ia tahu di mana ia tinggal?
Anak : Dia naik taksi bersama kami. Ayah, mereka datang. Kumohon, aku takut.
Ayah : Ayah tahu. Tetap fokus, Kimmy. Kau harus bertahan. Berapa banyak mereka?
Anak : Tiga. Empat. Entahlah.
Ayah : Kau di mana?
Anak : Di kamar mandi?
Ayah : Masuk ke kamar. Masuk ke bawah ranjang. Bilang kalau kau sudah di sana.
Anak : (setelah berlari ke kamar dan masuk ke bawah ranjang) Aku di sini.
Ayah : (masih tetap fokus) Hal selanjutnya sangat penting. Mereka akan menemukanmu. Kim, fokus, ini intinya. Mungkin kau punya 5 atau 10 detik. Detik-detik yang sangat penting. Tinggalkan telepon di lantai. Konsentrasi. Tangkap apa saja yang kau lihat dari mereka. Warna rambut, warna mata, tinggi, pendek, bekas luka. Apapun yang kau lihat. Mengerti?
Anak : (masih tetap menangis) Iya.
Ayah : Mereka di sana. Aku bisa mendengarnya. Ingatlah, konsentrasi. Dekatkan teleponnya, jadi ayah bisa dengar. (sang penculik berbicara memakai bahasa Albania)
Anak : Mereka pergi. Kupikir mereka? Tidaak! Brewokan. Enam kaki. Tato di tangan kanan, bulan dan bintang.


Kemudian keadaan hening sesaat. Sang penculik berhasil menangkap dua gadis itu. Sang ayah masih bisa mendengar keributan saat tiga penculik berusaha membekuk putrinya tersebut. Kemudian tiba-tiba terdengar suara di telepon. Sang ayah tahu bahwa sang penculik pun berhasil mendapatkan handphone milik putrinya. Detik-detik terakhir ini pun tidak disia-siakan oleh sang ayah. Ia berkata dengan tenang dan lirih kepada sang penculik.

Aku tidak mengenalmu. Aku tidak tahu apa yang kau inginkan. Jika kau mencari uang tebusan, aku tidak punya uang. Namun, aku memiliki keterampilan khusus. Keahlian yang aku pelajari selama karirku. Keahlian yang akan membuatmu mimpi buruk lagi. Jika kau melepaskan putriku, ini akan berakhir sampai di sini. Aku tidak akan mencarimu. Aku tidak akan menuntutmu. Namun jika tidak, aku akan mencarimu. Aku akan menemukanmu, dan membunuhmu”. Kata-kata yang membuat saya kagum.

Kemudian ada jawaban lirih : “GOOD LUCK”!!!

Darahnya mendidih mendengar jawaban tadi. Ia langsung meminta kawannya yang ahli dalam hal suara untuk menganalisis percakapan dalam bahasa Albania yang berhasil ia rekam tadi. Berdasarkan aksen dan dialeknya, kawanan penjahat tadi berasal dari Tropoja, tempat di mana orang jahat tumbuh. Bahkan pemerintah Rusia memberikan keleluasaan yang cukup bagi mereka. Orang yang berbicara dengannya bernama Marco yang merupakan bos gangster tersebut, yang baru saja pindah ke Perancis 6 bulan yang lalu, dan tato yang ada di tangannya menunjukkan lambang identitas kelompok mereka. Dari analisis kawannya tadi, diketahui pula bahwa kelompok penjahat ini melakukan bisnis penjualan wanita. Bisnis mereka awalnya menawarkan pekerjaan bagi wanita dari Negara Eropa Timur seperti Yugoslavia, Rumania, Bulgaria, sebagai pembantu atau pengasuh. Setelah menyelundupkan, mereka memberikan narkoba dan menggiring mereka ke pelacuran. Belakangan ini mereka memutuskan dengan menculik gadis muda yang bepergian dan menghemat biaya transportasi. Berdasarkan modus operasinya, kawannya ini menganalisa bahwa sang ayah memiliki 96 jam atau 4 hari mulai saat putrinya diculik. Kalau tidak, sang ayah tidak akan pernah menemukan putrinya kembali.

Langsung saja sang ayah dan mantan istrinya lemas seketika. Sang ayah merasa panik dan merasa harus berbuat sesuatu. Akhirnya ia langsung terbang ke Perancis malam itu juga. Selama di pesawat ia berkali-kali memutar ulang rekaman telepon putrinya tadi, dan pada bagian “Semoga beruntung”, ia berkali-kali mendengarkannya. Ia ingin menghafalkan suara bos gangster yang telah menculik putrinya tersebut. Sesampainya di Paris, ia langsung menuju apartemen tempat di mana putrinya diculik dan berhasil merasakan suasana penculikan dengan mendengarkan rekamannya itu. Ia juga berhasil menemukan handphone milik putrinya yang telah hancur diinjak-injak, tetapi beruntung, karena masih ada kartu memori tertinggal yang ternyata menyimpan foto-foto perjalanan mereka, termasuk foto si Peter, si informan sialan yang memberikan informasi letak apartemen kedua gadis tak bersalah itu.

Pada saat ia menemukan Peter, ternyata ia sedang melaksanakan aksinya, yaitu merayu gadis yang sedang bepergian dan mengajaknya berbagi taksi. Ia berhasil memberikan pukulan demi pukulan kepada bedebah Peter ini, tetapi akhirnya ia berhasil kabur, dan lari menuju jalan tol. Ia berhasil kabur larinya, tetapi naas nasibnya karena saat ia dikejar oleh sang ayah, ia lompat dari jalan tol, dan tertabrak oleh truk besar dan akhirnya mati di tempat seketika. Yah, aku pikir ia pantas mendapatkan “ciuman” truk itu, dan memang ia pantas mati menurutku.

Selama di Paris, ia berhasil mendapatkan petunjuk demi petunjuk dari keberadaan putrinya. Ia menemui seorang kawan di sana, yang ternyata juga terlibat dengan keberadaan kawanan penjahat ini. Sampailah sang ayah ke rumah berpintu merah bernama Paradise, yang merupakan markas kawanan penjahat yang menculik putrinya, dan coba tebak, sang ayah pun berhasil menemukan si Marco, sang bos gangster, yang tertipu oleh sang ayah dengan memintanya mengucapkan kalimat “GOOD LUCK”, yang ia hafalkan selama berada di pesawat. Ia tidak akan pernah melupakan suara itu. Akhirnya ia menatap tajam mata si Marco dan mengatakan kalimat yang menarik. Coba disimak ya.

“Kau tidak ingat aku? Kita berbicara di telepon dua hari lalu. Sudah kubilang aku akan menemukanmu”.

Penculik sedang diinterogasi oleh Bryan Mills

                                                                                   
Saya yakin kalian bisa menebak, terjadilah pertarungan sengit di dalam rumah berpintu merah itu. Terjadi baku tembak, dan sang ayah berhasil membunuh semua kawanan penjahat di dalam gedung itu, dan berhasil menangkap si Marco yang kemudian membawanya ke suatu tempat kosong, di mana si Marco diikat dan diinterogasi. Hebat bukan. Ia disetrum dengan listrik ratusan volt. Akhirnya dari mulut si bedebah Marco ini muncul nama baru, yaitu Patrice Saint Clair, yang merupakan dalang bisnis penjualan wanita ini. Ternyata Marco tidak tahu keberadaan si brengsek Patrice ini, karena beginilah biasanya bisnis illegal seperti ini. Keberadaan yang satu tidak diketahui oleh yang lain, saling menjaga rahasia intinya. Berkali-kali Marco berkata, “Aku tidak tahu, sungguh! Kumohon, aku tidak tahu”. Namun yang menarik, sang ayah memang tahu bahwa si brengsek ini berkata jujur, kemudian ia berkata lirih sambil berlalu, “Aku percaya padamu, tapi ini tidak akan menyelamatkanmu”.

Sang ayah berlalu dengan menarik sakela listrik itu, dan Saya yakin kalian dapat membayangkan sendiri bagaimana rasanya. Si Marco menjerit kesakitan karena tersengat listrik ratusan volt, dan akhirnya mati meleleh. Yah, lagi-lagi Saya ingin mengatakan bahwa si Marco pantas mendapatkan ini dan ia memang pantas untuk mati!! Inilah uniknya sang ayah. Ia tidak pandang bulu. Ia membunuh semua orang yang jahat tadi tanpa ampun. Keren lah pokoknya. Benar-benar Agen pemerintah yang HEBAT.


Akhirnya ia memutuskan untuk menemui kawannya tadi, Claude, yang ternyata terlibat dengan semua ini. Ia juga melakukan hal yang menarik di rumah ini, karena ternyata istri kawannya tadi tidak tahu apa-apa tentang kejahatan yang dilakukan suaminya. Ia menembak lengan istri kawannya tadi untuk menggertak kawannya yang brengsek itu. Saya mengutip kalimat yang menurut saya sangat menarik.

“Bagaimana dengan keluargaku? Siapa Patrice Saint Claire? Aku belum selesai. Ini yang terjadi saat kau bekerja di dalam ruangan. Bahkan kau lupa berat senjata yang terisi peluru atau  tidak”

Setelah ia menembak lengan istri Claude, yang bernama Isabelle, sang ayah berkata dengan ringan,

“Hanya luka lengannya. Namun jika kau tidak mendapatkan apa yang aku butuhkan, hal terakhir yang kau lihat adalah peluru yang kutembakkan di antara matanya. Sekarang, siapa Patrice Saint Calire?”.

Akhirnya si Claude brengsek pun buka mulut. Ia membuka komputer pribadinya yang berisi listing kawanan penjahat di seluruh Paris yang terlibat dengan dirinya. Setelah ia mendapatkan data-data  Claire ini, ia memukul pingsan si Claude yang kuncup pula, sambil berlalu dan berkata lirih,

“Kau bisa mengurangi kesakitannya, jika saja kau lebih peduli mengenai putriku dan kurangi perhatianmu terhadap jabatanmu. Sampaikan permohonan maafku pada istrimu”.

Karena waktu yang tinggal sedikit, akhirnya sang ayah segera menuju gedung tempat si kuncup Claire berada, yang ternyata ia sedang melakukan bisnis pelelangan wanita, dan perlu kalian ketahui karena putrinya masih perawan, maka ia dihargai sangat tinggi. Itulah bisnis. Setelah ia berhasil melihat putrinya berada di tengah-tengah orang-orang yang akan membelinya, darahnya mendidih. Terlebih anaknya hanya memakai pakain dalam yang terbuat dari emas atau semacamnya. Sangat eksotis. Sepertinya kalau kalian jadi seorang ayah pun akan merasakan hal yang sama jika berada pada situasi yang sama. Akhirnya sang ayah berhasil tertangkap dan hampir terbunuh. Dengan keahlian khusus yang ia miliki, ia berhasil menumpas kawanan penjahat di gedung itu, termasuk si kuncup Claire. Sebelum mati, Claire memohon dan berkata,

“Oke, kita bisa tangani ini kembali. Aku tahu perasaanmu. Kita bisa bicara? Kami bisa menyelesaikan masalah ini. Kau tidak tahu. Mengertilah. Cobalah. Ada kapal di dermaga. Mengertilah, ini cuma bisnis, bukan masalah pribadi”.

Setelah muak melihat wajah Claire dan menghabiskan seluruh peluru dalam pistolnya ke kepala Claire, ia berkata dengan mata tajam, “Ini masalah pribadi bagiku”.

Bagaimana, apakah darah kalian ikut mendidih?
Singkat cerita, akhirnya sang ayah berhasil mendapatkan putrinya kembali dengan selamat, setelah mengalami pertarungan dan baku tembak tentu saja. Ini bagian yang tidak saya suka, sang milyader yang berusaha membeli Kim adalah orang Arab, saya gak tau kenapa selalu menggunakan orang Arab untuk hal-hal negatif seperti ini ya?hehe..

Padahal orang Arab seharusnya memiliki kepribadian yang baik, entahlah mengapa penulis menyebut Orang Arab sebagai pembeli Kimmy. 

Kata saya film ini memang action banget. Keren dan mendebarkan. Good.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Journey of Life Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang