Film yang
pernah beberapa kali saya tonton ini memang film lama (2009) tapi memiliki
pesan moral yang bagus. Menceritakan perjuangan seorang ayah untuk
menyelamatkan Putrinya. Untuk itu saya ingin mengulas kembali film apik ini.
Saya banyak belajar dari
film ini, belajar bagaimana sosok
seorang ayah yang baik, yang mampu melindungi anaknya, bahkan saat si
anak diculik sekalipun, dan yang terpenting tanpa meminta bantuan orang lain.
Saya tuliskan kalimat-kalimat yang menarik saja ya, yang menurut saya layak
kalian simak. Saya hanya ingin kalian merasakan juga apa yang saya rasakan,
ketegangannya, emosi yang naik turun, amarahnya, dan perasaan lainnya. Saya
tidak tahu apakah musik yang mengiringi film ini yang bagus atau memang alur
ceritanya yang memang menegangkan sehingga terkadang saya ikut geram saat ada
adegan tembak menembak, berkelahi dan kejar-kejaran.
Dikisahkan ada seorang pria
bernama Bryan yang bekerja sebagai agen
pemerintah Amerika Serikat.
Sosok Agen Pemerintah
Sebagai bodyguard lebih tepatnya,
dengan keterampilan bela diri khusus tentunya, tetapi harus kandas rumah
tangganya karena istrinya muak dengan pekerjaanya itu. Namun si pria menerima
keputusan si istri dengan lapang dada, karena ia lebih memilih mengabdi kepada
negaranya. Saat ia pensiun dari pekerjaannya, ia sangat ingin menebus
kesalahannya itu dengan melindungi putri satu-satunya, Kimmy. Ia rela pindah rumah yang berlokasi dari rumah mantan
istrinya itu hanya karena ingin selalu dekat dengan putrinya tersebut,
sampai-sampai ia ditertawakan oleh kawan-kawannya sesama mantan agen. Bahkan ia
berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak pernah melewatkan hari ulang tahun
putrinya itu. Salah seorang kawannya sampai bertanya, “Apakah ia tahu apa yang kau korbankan? Untuk menjadi lebih dekat
dengannya?”. Ia hanya menjawab ringan, “Begitulah
hidup”.
Pada suatu malam, saat ia
bertugas menjadi bodyguard untuk seorang penyanyi wanita yang sedang naik daun,
ia bertanya, “Maaf Nona, aku punya
seorang putri yang ingin menjadi penyanyi, apakah kau punya tips khusus?”.
Ia sangat mengetahui bahwa dari dulu putrinya ingin sekali menjadi seorang
penyanyi. Namun sang penyanyi menjawab dengan penuh kesombongan, “Ya, katakan padanya untuk cari pekerjaan
lain”. Ia tidak tahu apa yang akan dihadapi setelah konser usai. Ternyata
ada pihak yang ingin membunuhnya dalam konser itu, tetapi semua usaha
pembunuhan itu berhasil digagalkan olehnya dan kawan-kawannya tadi. Sesampainya
di rumah, sang penyanyi meminta maaf dan sangat berterima kasih padanya karena
telah menyelamatkan nyawanya baru saja. Berikut adalah kalimat yang menarik
darinya.
“Jadi
anakmu ingin menjadi penyanyi? Ini tidak seperti yang ia pikirkan. Setelah
terkenal, hanya ada kamar hotel dan bandara. Ini, nomor pertama milik Gio,
pelatih vokalku. Jika dia bilang putrimu bisa bernyanyi maka berarti dia bisa.
Dia akan mengajarkannya, aku yang bayar. Nomor kedua adalah managerku. Jika Gio
berhasil melatihnya, dia akan mewujudkan impian putrimu”.
Saya tertawa dalam hati
melihat adegan ini. Seseorang yang penuh kesombongan tadinya bisa berubah 100%
menjadi seseorang yang baik hati karena dapat terhindar dari kematian. Mungkin
tanda balas budinya kali ya?? Penyanyi itu pun memberikan kecupan di pipi sebagai
ungkapan terima kasih. Kemudian, suatu ketika, setelah ulang tahun putrinya
yang ke-17, sang anak meminta izin kepada ayahnya untuk pergi ke luar negeri,
yaitu ke Perancis. Ia harus mendapatkan izin ayahnya karena usianya baru 17
tahun. Terjadi perdebatan dalam hal ini karena sang ayah sangat khawatir jika
putrinya pergi ke luar negeri sendirian, karena ia sangatlah tahu dunia di luar
sana. Namun pada akhirnya sang ayah pun menandatangani surat izin tersebut
karena ingin melihat putrinya bahagia. Ibunya berkata dengan nada kesombongan, “Pasti akan lebih mudah jika kau
menandatanganinya waktu itu?”, dan dijawabnya dengan mudah, “Pasti lebih mudah jika kau dan aku
membicarakannya lebih dulu!”. Sang istri masih merasa tak suka dengannya atas sikap mantan suaminya yang telah
membuatnya harus menikah dengan laki-laki lain. Yah, mereka kurang komunikasi
selama ini ternyata. Sehingga tak bisa saling memahami pekerjaan satu sama
lain.
Sang anak tadinya
mengatakan bahwa ia hanya ingin pergi ke museum-museum di Perancis, tetapi
sesampainya di bandara, sang ayah tahu bahwa sebenarnya putrinya mengikuti
touring grup band U2 ke Eropa. Sang ayah tidak bisa berbuat apa-apa dalam hal
ini. Yang bisa ia lakukan adalah meminta putri kesayangannya itu untuk selalu
meneleponnya sesampainya ia di sana. Namun dasar sang anak yang keras kepala,
ia hanya mengikuti naluri remajanya yang ingin selalu bersenang-senang,
sampai-sampai ia lupa untuk menelepon sang ayah sesampainya di bandara
Perancis. Ia tidak tahu kalau ia dan sahabatnya tadi sudah diincar sejak di
bandara. Ada laki-laki seumurannya yang pura-pura memberikan tumpangan taksi
gratis kepada mereka berdua.
Di saat ia berada di
apartemen sepupu sahabatnya, Amanda,
dan saat ia berhasil ditelepon oleh sang ayah, ia melihat ada penculik masuk
yang sedang membekap mulut sahabatnya tadi. Dalam keadaan panik seperti ini,
sang ayah masih bisa tetap fokus dan memberikan beberapa instsruksi penting
kepada putrinya tadi. Musik yang mengiringi peristiwa ini pun sangat mendukung.
Sungguh, saya ikut deg-degan di sini. Sepertinya kalian harus tahu
kalimat-kalimat yang muncul dari sang ayah ini dan rasakan ketegangannya!
Kimmy yang sedang menelpon Bryan sang Ayah
Anak : (sambil kaget
sekaligus panik) Ada seseorang di sini!
Ayah : Sepupu Amanda
kembali?
Anak : Bukan. Oh Tuhan, mereka
menculik Amanda.
Ayah : Apa? Apa yang kau
bicarakan? Kimmy?
Anak : Ayah.
Ayah : Kim? Kim?
Anak : (sambil menangis)
Ayah, mereka menculik Amanda. Mereka menangkapnya.
Ayah : (sambil berlari
mengambil alat perekam dan berusaha mengulur waktu) Oke, dengarkan ayah.
Anak : Oh Tuhan.
Ayah : Apa kau bertemu
seseorang di pesawat?
Anak : Tidak.
Ayah : Di bandara?
Anak : Tidak. Ya, Peter.
Ayah : Peter? Siapa Peter?
Anak : Aku tidak kenal.
Ayah : Orang Amerika?
Anak : Bukan.
Ayah : Apa ia tahu di mana
ia tinggal?
Anak : Dia naik taksi
bersama kami. Ayah, mereka datang. Kumohon, aku takut.
Ayah : Ayah tahu. Tetap
fokus, Kimmy. Kau harus bertahan. Berapa banyak mereka?
Anak : Tiga. Empat.
Entahlah.
Ayah : Kau di mana?
Anak : Di kamar mandi?
Ayah : Masuk ke kamar.
Masuk ke bawah ranjang. Bilang kalau kau sudah di sana.
Anak : (setelah berlari ke
kamar dan masuk ke bawah ranjang) Aku di sini.
Ayah : (masih tetap fokus)
Hal selanjutnya sangat penting. Mereka akan menemukanmu. Kim, fokus, ini
intinya. Mungkin kau punya 5 atau 10 detik. Detik-detik yang sangat penting.
Tinggalkan telepon di lantai. Konsentrasi. Tangkap apa saja yang kau lihat dari
mereka. Warna rambut, warna mata, tinggi, pendek, bekas luka. Apapun yang kau
lihat. Mengerti?
Anak : (masih tetap menangis)
Iya.
Ayah : Mereka di sana. Aku
bisa mendengarnya. Ingatlah, konsentrasi. Dekatkan teleponnya, jadi ayah bisa
dengar. (sang penculik berbicara memakai bahasa Albania)
Anak : Mereka pergi.
Kupikir mereka? Tidaak! Brewokan. Enam kaki. Tato di tangan kanan, bulan dan
bintang.
Kemudian keadaan hening
sesaat. Sang penculik berhasil menangkap dua gadis itu. Sang ayah masih bisa
mendengar keributan saat tiga penculik berusaha membekuk putrinya tersebut.
Kemudian tiba-tiba terdengar suara di telepon. Sang ayah tahu bahwa sang
penculik pun berhasil mendapatkan handphone milik putrinya. Detik-detik
terakhir ini pun tidak disia-siakan oleh sang ayah. Ia berkata dengan tenang
dan lirih kepada sang penculik.
“Aku tidak mengenalmu. Aku tidak tahu apa
yang kau inginkan. Jika kau mencari uang tebusan, aku tidak punya uang. Namun,
aku memiliki keterampilan khusus. Keahlian yang aku pelajari selama karirku.
Keahlian yang akan membuatmu mimpi buruk lagi. Jika kau melepaskan putriku, ini
akan berakhir sampai di sini. Aku tidak akan mencarimu. Aku tidak akan
menuntutmu. Namun jika tidak, aku akan mencarimu. Aku akan menemukanmu, dan
membunuhmu”. Kata-kata
yang membuat saya kagum.
Kemudian ada jawaban lirih
: “GOOD LUCK”!!!
Darahnya mendidih mendengar
jawaban tadi. Ia langsung meminta kawannya yang ahli dalam hal suara untuk
menganalisis percakapan dalam bahasa Albania yang berhasil ia rekam tadi.
Berdasarkan aksen dan dialeknya, kawanan penjahat tadi berasal dari Tropoja,
tempat di mana orang jahat tumbuh. Bahkan pemerintah Rusia memberikan
keleluasaan yang cukup bagi mereka. Orang yang berbicara dengannya bernama Marco yang merupakan bos gangster
tersebut, yang baru saja pindah ke Perancis 6 bulan yang lalu, dan tato yang
ada di tangannya menunjukkan lambang identitas kelompok mereka. Dari analisis
kawannya tadi, diketahui pula bahwa kelompok penjahat ini melakukan bisnis
penjualan wanita. Bisnis mereka awalnya menawarkan pekerjaan bagi wanita dari
Negara Eropa Timur seperti Yugoslavia, Rumania, Bulgaria, sebagai pembantu atau
pengasuh. Setelah menyelundupkan, mereka memberikan narkoba dan menggiring
mereka ke pelacuran. Belakangan ini mereka memutuskan dengan menculik gadis
muda yang bepergian dan menghemat biaya transportasi. Berdasarkan modus
operasinya, kawannya ini menganalisa bahwa sang ayah memiliki 96 jam atau 4
hari mulai saat putrinya diculik. Kalau tidak, sang ayah tidak akan pernah
menemukan putrinya kembali.
Langsung saja sang ayah dan
mantan istrinya lemas seketika. Sang ayah merasa panik dan merasa harus berbuat
sesuatu. Akhirnya ia langsung terbang ke Perancis malam itu juga. Selama di
pesawat ia berkali-kali memutar ulang rekaman telepon putrinya tadi, dan pada
bagian “Semoga beruntung”, ia
berkali-kali mendengarkannya. Ia ingin menghafalkan suara bos gangster yang
telah menculik putrinya tersebut. Sesampainya di Paris, ia langsung menuju
apartemen tempat di mana putrinya diculik dan berhasil merasakan suasana
penculikan dengan mendengarkan rekamannya itu. Ia juga berhasil menemukan
handphone milik putrinya yang telah hancur diinjak-injak, tetapi beruntung,
karena masih ada kartu memori tertinggal yang ternyata menyimpan foto-foto
perjalanan mereka, termasuk foto si
Peter, si informan sialan yang memberikan informasi letak apartemen kedua
gadis tak bersalah itu.
Pada saat ia menemukan
Peter, ternyata ia sedang melaksanakan aksinya, yaitu merayu gadis yang sedang
bepergian dan mengajaknya berbagi taksi. Ia berhasil memberikan pukulan demi
pukulan kepada bedebah Peter ini, tetapi akhirnya ia berhasil kabur, dan lari
menuju jalan tol. Ia berhasil kabur larinya, tetapi naas nasibnya karena saat
ia dikejar oleh sang ayah, ia lompat dari jalan tol, dan tertabrak oleh truk
besar dan akhirnya mati di tempat seketika. Yah, aku pikir ia pantas
mendapatkan “ciuman” truk itu, dan memang ia pantas mati menurutku.
Selama di Paris, ia
berhasil mendapatkan petunjuk demi petunjuk dari keberadaan putrinya. Ia menemui
seorang kawan di sana, yang ternyata juga terlibat dengan keberadaan kawanan
penjahat ini. Sampailah sang ayah ke rumah berpintu merah bernama Paradise,
yang merupakan markas kawanan penjahat yang menculik putrinya, dan coba tebak,
sang ayah pun berhasil menemukan si Marco, sang bos gangster, yang tertipu oleh
sang ayah dengan memintanya mengucapkan kalimat “GOOD LUCK”, yang ia hafalkan
selama berada di pesawat. Ia tidak akan pernah melupakan suara itu. Akhirnya ia
menatap tajam mata si Marco dan mengatakan kalimat yang menarik. Coba disimak
ya.
“Kau
tidak ingat aku? Kita berbicara di telepon dua hari lalu. Sudah kubilang aku
akan menemukanmu”.
Penculik sedang
diinterogasi oleh Bryan Mills
Saya yakin kalian bisa
menebak, terjadilah pertarungan sengit di dalam rumah berpintu merah itu.
Terjadi baku tembak, dan sang ayah berhasil membunuh semua kawanan penjahat di
dalam gedung itu, dan berhasil menangkap si Marco yang kemudian membawanya ke
suatu tempat kosong, di mana si Marco diikat dan diinterogasi. Hebat bukan. Ia
disetrum dengan listrik ratusan volt. Akhirnya dari mulut si bedebah Marco ini
muncul nama baru, yaitu Patrice Saint
Clair, yang merupakan dalang bisnis penjualan wanita ini. Ternyata Marco
tidak tahu keberadaan si brengsek Patrice ini, karena beginilah biasanya bisnis
illegal seperti ini. Keberadaan yang satu tidak diketahui oleh yang lain,
saling menjaga rahasia intinya. Berkali-kali Marco berkata, “Aku tidak tahu, sungguh! Kumohon, aku tidak
tahu”. Namun yang menarik, sang ayah memang tahu bahwa si brengsek ini
berkata jujur, kemudian ia berkata lirih sambil berlalu, “Aku percaya padamu, tapi ini tidak akan menyelamatkanmu”.
Sang ayah berlalu dengan
menarik sakela listrik itu, dan Saya yakin kalian dapat membayangkan sendiri
bagaimana rasanya. Si Marco menjerit kesakitan karena tersengat listrik ratusan
volt, dan akhirnya mati meleleh. Yah, lagi-lagi Saya ingin mengatakan bahwa si
Marco pantas mendapatkan ini dan ia memang pantas untuk mati!! Inilah uniknya
sang ayah. Ia tidak pandang bulu. Ia membunuh semua orang yang jahat tadi tanpa
ampun. Keren lah pokoknya. Benar-benar Agen pemerintah yang HEBAT.
Akhirnya ia memutuskan
untuk menemui kawannya tadi, Claude, yang ternyata terlibat dengan semua ini.
Ia juga melakukan hal yang menarik di rumah ini, karena ternyata istri kawannya
tadi tidak tahu apa-apa tentang kejahatan yang dilakukan suaminya. Ia menembak
lengan istri kawannya tadi untuk menggertak kawannya yang brengsek itu. Saya
mengutip kalimat yang menurut saya sangat menarik.
“Bagaimana
dengan keluargaku? Siapa Patrice Saint Claire? Aku belum selesai. Ini yang
terjadi saat kau bekerja di dalam ruangan. Bahkan kau lupa berat senjata yang
terisi peluru atau tidak”
Setelah ia menembak lengan
istri Claude, yang bernama Isabelle, sang ayah berkata dengan ringan,
“Hanya
luka lengannya. Namun jika kau tidak mendapatkan apa yang aku butuhkan, hal terakhir
yang kau lihat adalah peluru yang kutembakkan di antara matanya. Sekarang,
siapa Patrice Saint Calire?”.
Akhirnya si Claude brengsek
pun buka mulut. Ia membuka komputer pribadinya yang berisi listing kawanan
penjahat di seluruh Paris yang terlibat dengan dirinya. Setelah ia mendapatkan
data-data Claire ini, ia memukul pingsan
si Claude yang kuncup pula, sambil berlalu dan berkata lirih,
“Kau
bisa mengurangi kesakitannya, jika saja kau lebih peduli mengenai putriku dan
kurangi perhatianmu terhadap jabatanmu. Sampaikan permohonan maafku pada
istrimu”.
Karena waktu yang tinggal
sedikit, akhirnya sang ayah segera menuju gedung tempat si kuncup Claire
berada, yang ternyata ia sedang melakukan bisnis pelelangan wanita, dan perlu
kalian ketahui karena putrinya masih perawan, maka ia dihargai sangat tinggi.
Itulah bisnis. Setelah ia berhasil melihat putrinya berada di tengah-tengah
orang-orang yang akan membelinya, darahnya mendidih. Terlebih anaknya hanya
memakai pakain dalam yang terbuat dari emas atau semacamnya. Sangat eksotis.
Sepertinya kalau kalian jadi seorang ayah pun akan merasakan hal yang sama jika
berada pada situasi yang sama. Akhirnya sang ayah berhasil tertangkap dan
hampir terbunuh. Dengan keahlian khusus yang ia miliki, ia berhasil menumpas
kawanan penjahat di gedung itu, termasuk si kuncup Claire. Sebelum mati, Claire
memohon dan berkata,
“Oke,
kita bisa tangani ini kembali. Aku tahu perasaanmu. Kita bisa bicara? Kami bisa
menyelesaikan masalah ini. Kau tidak tahu. Mengertilah. Cobalah. Ada kapal di
dermaga. Mengertilah, ini cuma bisnis, bukan masalah pribadi”.
Setelah muak melihat wajah
Claire dan menghabiskan seluruh peluru dalam pistolnya ke kepala Claire, ia
berkata dengan mata tajam, “Ini masalah
pribadi bagiku”.
Bagaimana, apakah darah
kalian ikut mendidih?
Singkat cerita, akhirnya
sang ayah berhasil mendapatkan putrinya kembali dengan selamat, setelah
mengalami pertarungan dan baku tembak tentu saja. Ini bagian yang tidak saya
suka, sang milyader yang berusaha membeli Kim adalah orang Arab, saya gak tau
kenapa selalu menggunakan orang Arab untuk hal-hal negatif seperti ini
ya?hehe..
Padahal
orang Arab seharusnya memiliki kepribadian yang baik, entahlah mengapa penulis
menyebut Orang Arab sebagai pembeli Kimmy.
Kata saya
film ini memang action banget. Keren dan mendebarkan. Good.
0 komentar:
Posting Komentar