Photometer
Hari/ Tanggal
Senin,
26 September 2011
Tujuan
Untuk
mengetahui kadar albumin pada serum darah pasien
Metode
Dasar Teori
Protein
adalah suatu makromolekul yang tersusun atas molekul-molekul asam amino yang
berhubungan satu dengan yang lain melalui suatu ikatan yang dinamakan ikatan
peptida. Sejumlah besar asam amino dapat membentuk suatu senyawa protein yang
memiliki banyak ikatan peptida, karena itu dinamakan polipeptida. Secara umum
protein berfungsi dalam sistem komplemen, sumber nutrisi, bagian sistem buffer
plasma, dan mempertahankan keseimbangan cairan intra dan ekstraseluler.
Berbagai protein plasma terdapat sebagai antibodi, hormon, enzim, faktor
koagulasi, dan transport substansi khusus.
Protein-protein
kebanyakan disintesis di hati. Hepatosit-hepatosit mensintesis fibrinogen,
albumin, dan 60 – 80 % dari bermacam-macam protein yang memiliki ciri globulin.
Globulin-globulin yang tersisa adalah imunoglobulin (antibodi) yang dibuat oleh
sistem limforetikuler.
Penetapan kadar protein dalam serum biasanya mengukur protein total, dan albumin atau globulin. Ada satu cara mudah untuk menetapkan kadar protein total, yaitu berdasarkan pembiasan cahaya oleh protein yang larut dalam serum. Penetapan ini sebenarnya mengukur nitrogen karena protein berisi asam amino dan asam amino berisi nitrogen.
Total protein terdiri atas albumin (60%) dan globulin (40%). Bahan pemeriksaan yang digunakan untuk pemeriksaan total protein adalah serum. Bila menggunakan bahan pemeriksaan plasma, kadar total protein akan menjadi lebih tinggi 3 – 5 % karena pengaruh fibrinogen dalam plasma.
Fungsi Albumin
Mengusung
hormon tiroid
Mengusung
hormon lain, khususnya yang dapat larut dalam lemak
Mengusung
asam lemak menuju hati
Mengusung
obat-obatan dan memperpendek waktu paruh obat tersebut
Mengusung
bilirubin
Penurunan Kadar Albumin : sirosis hati, gagal
ginjal akut, luka bakar yang parah, malnutrisi berat, preeklampsia, gangguan
ginjal, malignansi tertentu, kolitis ulseratif, enteropati kehilangan protein,
malabsorbsi. Pengaruh obat : penisilin, sulfonamid, aspirin, asam askorbat.
Peningkatan Kadar Albumin : dehidrasi, muntah yang parah, diare berat.
Pengaruh obat : heparin.
Reagen BCG
Yellow tip dan Blue tip
Alat dan Bahan
Alat
Pipet Mikro
Yellow tip dan blue
tip
Tabung reaksi
Rak tabung
Bahan
Serum
Pereaksi
Reagent 30 m mol/ L
Citrat buffer pH 4,2
0,26 m mol/ L
Bromocresol green
Standart 5 gr/dl
Erna dan Febri
Cara Kerja
Membuat Serum
-
Sampling darah vena di pasien
- Memasukkan darah pada tabung reaksi lalu disentrifuge dengan 8 rpm selama
10 menit
-
Serumnya dipindahkan ke dalam tabung yang lain, endapannya tidak terpakai.
Membuat sediaan
Menyiapkan 3 tabung reaksi masing masing diisi menggunakan mikropipet 10mikroliter
serum, 10mikroliter aquades dan 10mikroliter standar. Kemuadian masing-masing
tabung tadi diisi 1000 mikroliter reagen BCG.
Sediaan
Inkubasi
Cara Pemeriksaan
-
3 tabung tadi diinkubasi pada suhu 37 celsiun selama lebih dari 10 menit
kurang dari 60 menit.
-
Menggunakan alat fotometer untuk pemeriksaan
-
Nyalakan Fotometer, atur panjang gelombang 546 nanometer, faktor 005,0,
program c/ST. Jika salah hasil akan fatal.
-
Memasukkan blanko ke dalam corong, lalu tekan zero jika muncul angka lalu
buang blanko pada corong, Kembali masukkan standar dan tekan tombol standar
jika keluar angka maka standar dibuang. Angka yang muncul diabaikan. Terakhir
memasukkan sempel dan tekan result, keluar angkanya catat sebagai hasil dan
Buang sampel pada corong. Matikan fotometer.
Hasil Pengamatan
Saya hanya menulis hasil akhir saja 6, 1 g/dl
Sehingga tidak perlu melakukan perhitungan.
Pembahasan
Praktikum pemeriksaan kadar albumin pada sampel
serum bertujuan untuk menentukan kadar albumin dengan tujuan diagnosa penyakit.
Pada pemeriksaan ini didapatkan kadar albumin 6,1 g/dl, ini menunjukan hasil
peningkatan kadar albumin pada pasien dari nilai rujukan 3,5 – 5, 2 g/dl. Peningkatan
kadar albumin disebut Hiperalbumin.Peningkatan kadar albumin dapat disebabkan
oleh dehidrasi, muntah yang parah, diare berat.
Kesimpulan
Pemeriksaan kadar albumin pasien diperoleh 6,1
g/dl, menunjukan bahwa hasil pemeriksaan si pasien hiperalbumin karena di atas
dari nilai rujukan 3,5 – 5,2 g/dl.
Faktor yang
dapat mempengaruhi temuan laboratorium :
- Diet tinggi lemak sebelum dilakukan pemeriksaan.
- Sampel darah hemolisis.
- Pemipetan yang tidak tepat.
Hasil
makasih artikel'y ..
BalasHapuskebetulan lg nyari prosedur metode bcg..
bisa ngasih tw literatur'y dri mana?
thx before :)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusaku dapat dari prosedur yang diberikan dosen dan mbah Google.
BalasHapusterima ksih dah mampir Blogku :-)
Boleh tau ga judul pustaka yg digunakan dosennya and klo dari mbah google pustakanya jg apa? perlu bgt buat skripsi...thx a lot yaw
BalasHapusboleh tau daftar pustakanya? terima kasih sebelumnya
BalasHapus