Kekasih
adakah waktu, adakah ruang, adakah diriku menjengukmu dalam deru. Hanya rindu
yang sanggup menahanku padamu, kudengar segala walau kebisingan ini mungkin
melindaskan segala kenangan tapi tidak padamu.
Aku tersenyum
padamu dalam mimpi menjelang subuh, malam telah terengkut oleh mentari dikala
fajar. Belum sempat kumelihat balasan senyummu, embun telah membangunkanku.
Terasa sesak dada ini. Ku ceritakan pada pagi dengan memeluk titipanmu dengan
linang airmata yang merebah dipelipis mataku. Ku menahan rindu.
Berulang kali
ku-eja namamu sebelum terlelap, sekian kali ku-ucap namamu dalam doa. Kukenang
dirimu selalu di hatiku,,,pagi ini, siang ini, malam ini, esok dan masa
depan....
Inilah kasih
duniaku yang memabukanku, menghayutkan dalam rindu...Merajaiku saat terjaga.
Sungguh hanya dirimu yang mendominasi hidupku. Hanya bayangmu yang seakan
mengekorku.
Jiwa ini yang
haus akan kasihmu. Selalu menagih-nagih janji-janji setiamu. Mengais-ngais di
setiap sudut temukan jejak perjalanan kita. Indah kulewati jejak di masa dulu.
Sungguh ku ingin jejak itu berlanjut. Meski telah terpisah disatu titik.
Dalam diam ku merindu lagi...
Menggapai-gapai
harapan tumbul tenggelam bersamamu,,, ku selalu menuju kepadamu, kau menunggu
di setiap pintu menyambut rinduku kembali.
Seperti derai
hujan berterjunan membasah tubuhku ini
dengan tarian yang tak pernah usai seperti kucari dirimu seperti
kumerindu dirimu. Sungguh dalam rasa merinduku, berliku dan tak berhenti
untukmu.
Aku
mencintaimu seperti dilebihkan waktu setiap pagi bertambah disetiap harinya.
0 komentar:
Posting Komentar