Malam
ini aku termangu di teras kos menyaksikan lalu lalang pesawat dengan keelokkan
pernak-pernik lampu-nya. Aku bagaikan berada di ruang hampa yang tak mampu
menerima kebisingan di sekitarku. Aku tersudut di sudut bumi. Aku sendiri.
Entah
mengapa aku merasa tersisih di dunia ini. Merasa terasing. Aku seakan tak
memiliki siapa-siapa yang mampu mengertiku. Sungguh jiwa ini hampar.
Tuhan
aku ingin berbahur dengan mereka. Ingin berada ditengah-tengah mereka.
Waktu
telah mencekikku, sekitarku telah mengasingkanku. Membiarkan aku sendiri.
Bintang
tak lagi tampak malam ini, hanya kilauan lampu yang menerpaku. Hanya deruan
mesin pesawat yang mengiang dalam kupingku. Semua samar. Semua semu.
Dinginnya
malam ini kuresapi, ku nikmati dalam doa. Kukenang dalam binang airmata.
Labirin ini telah mempenjarakan batinku. Hingga aku selalu merasa sendiri.
Merasa tak ada seorangpun yang mampu mengerti aku.
Ingin
kuberlari, ingin kuteriakan segala gundah dan lara hati ini.
Mampukah
aku berdiri dalam pijakan duri meruncing??
Mampukah
aku terombang - ambing dalam badai meski hanya bergelayut pada satu balok??
Aku ingin
malam ini bintang tersenyum padaku, menyapaku dalam doa. Haruskahku menunggu
hingga pagi agar venus menjemput bumi.
Sungguh
ku tak ingin dalam labirin hampa ini.
Aku
ingin terbang bebas melayang sesukaku. Mengitari beribu bintang dengan kembang
kempis senyumku. Aku ingin memiliki segala ambisiku. Aku ingin menunjukan pada
malam jika aku tak sendiri. Bahwa aku memiliki mereka. Bahwa aku ada diantara
mereka.
Malam,
hanya kau yang mampu menerima binangan air mataku. Hanya kau yang mampu
merengkuhku dalam gundah. Hanya malam.
Meski
dingin menusuk kalbu, malam tetap milikku. Tetap sahabatku. Tetap menerimaku
dalam duka.
Segala
rasa ini ingin ku leburkan bersama mimpi. . .
hihihi...
BalasHapus