Kamis, 29 September 2011

Labirin Hampa



Malam ini aku termangu di teras kos menyaksikan lalu lalang pesawat dengan keelokkan pernak-pernik lampu-nya. Aku bagaikan berada di ruang hampa yang tak mampu menerima kebisingan di sekitarku. Aku tersudut di sudut bumi. Aku sendiri. 


Entah mengapa aku merasa tersisih di dunia ini. Merasa terasing. Aku seakan tak memiliki siapa-siapa yang mampu mengertiku. Sungguh jiwa ini hampar.
Tuhan aku ingin berbahur dengan mereka. Ingin berada ditengah-tengah mereka. 

Waktu telah mencekikku, sekitarku telah mengasingkanku. Membiarkan aku sendiri.
Bintang tak lagi tampak malam ini, hanya kilauan lampu yang menerpaku. Hanya deruan mesin pesawat yang mengiang dalam kupingku. Semua samar. Semua semu.
Dinginnya malam ini kuresapi, ku nikmati dalam doa. Kukenang dalam binang airmata. Labirin ini telah mempenjarakan batinku. Hingga aku selalu merasa sendiri. Merasa tak ada seorangpun yang mampu mengerti aku.
Ingin kuberlari, ingin kuteriakan segala gundah dan lara hati ini.
Mampukah aku berdiri dalam pijakan duri meruncing??
Mampukah aku terombang - ambing dalam badai meski hanya bergelayut pada satu balok??
Aku ingin malam ini bintang tersenyum padaku, menyapaku dalam doa. Haruskahku menunggu hingga pagi agar venus menjemput bumi.
Sungguh ku tak ingin dalam labirin hampa ini.
Aku ingin terbang bebas melayang sesukaku. Mengitari beribu bintang dengan kembang kempis senyumku. Aku ingin memiliki segala ambisiku. Aku ingin menunjukan pada malam jika aku tak sendiri. Bahwa aku memiliki mereka. Bahwa aku ada diantara mereka.
Malam, hanya kau yang mampu menerima binangan air mataku. Hanya kau yang mampu merengkuhku dalam gundah. Hanya malam.
Meski dingin menusuk kalbu, malam tetap milikku. Tetap sahabatku. Tetap menerimaku dalam duka.

Segala rasa ini ingin ku leburkan bersama mimpi. . .



1 komentar:

 

Journey of Life Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang