Betapa pentingnya fungsi sperma dalam sebuah proses kehamilan. Sehingga,
kelainan pada sperma dapat mengakibatkan terganggunya fungsi reproduksi pria.
Volume keluar saat ejakulasi 1 ml atau lebih dari 5 ml. Warna sperma merah atau
coklat, hal ini bisa terjadi karena sperma bercampur dengan darah. Pada pria
ditemukan kasus spermatozoa yang kurang (oligozoospermia) atau bahkan tak
ditemukan sel sperma sama sekali (azoospermia).
Kasus-kasus yang sering terjadi pada pria adalah :
Sperma yang
normal berbentuk seperti kecebong. Terdiri dari kepala, tubuh, dan ekor.
Kelainan seperti kepala kecil atau tak memiliki ekor akan mempengaruhi
pergerakan sperma. Ini tentu saja akan mempersulit sel sperma mencapai sel
telur.
b.
Pergerakan
Lemah
Untuk
mencapai sel telur, sel sperma harus mampu melakukan perjalanan panjang. Ini
pun menjadi penentu terjadinya pembuahan. Jumlah sel sperma yang cukup, jika
tak dibarengi pergerakan yang normal, membuat sel sperma tak akan mencapai sel
telur. Sebaliknya, kendati jumlahnya sedikit namun pergerakannya cepat, bisa
mencapai sel telur.
Kasus
lemahnya pergerakan sperma (asthenozoospermia) kerap dijumpai. Adakalanya malah
spermatozoa mati (necrozoospermia). Gerakan spermatozoa dibagi dalam 4
kategori:
a. Bergerak cepat dan maju lurus
b. Bergerak lambat dan sulit maju lurus
c. Tak bergerak maju (bergerak di tempat)
d. Tak bergerak.
Sperma
dikatakan normal bila memiliki gerakan normal dengan kategori a lebih besar
atau sama dengan 25% atau kategori b lebih besar atau sama dengan 50%.
Spermatozoa
yang normal satu sama lain terpisah dan bergerak sesuai arahnya masing-masing.
Dalam keadaan tertentu, spermatozoa abnormal bergerombol, berikatan satu sama
lain, dan tak bergerak.
c.
Cairan Semen
Terlalu Kental
Cairan semen
yang terlalu kental mengakibatkan sel sperma sulit bergerak. Pembuahan pun jadi
sulit karena sel sperma tak berhasil mencapai sel telur. Pada kasus normal,
saat diejakulasikan, cairan semen dalam bentuk yang kental akan mencair
(liquifaksi) antara 15-60 menit.
d.
Saluran
Tersumbat
Saat ejakulasi, sperma keluar dari testis menuju penis melalui saluran yang sangat halus. Jika saluran-saluran itu tersumbat, maka sperma tak bisa keluar. Umumnya hal ini disebabkan trauma pada benturan. Bisa juga karena kurang menjaga kebersihan alat kelamin sehingga menyuburkan kehidupan virus atau bakteri.
e.
Kerusakan
Testis
Testis dapat
rusak karena virus dan berbagai infeksi, seperti gondongan, gonorrhea, sifilis,
dan sebagainya. Untuk diketahui, testis merupakan pabrik sperma. Dengan
demikian kesehatannya harus dijaga. Soalnya, testis yang sehat akan
menghasilkan sperma yang baik secara kualitas dan kuantitas.
Testis ini
sangat sensitif. Mudah sekali dipengaruhi oleh faktor-faktor luar. Jika testis
terganggu, produksi sperma bisa terganggu. Mungkin saat berhubungan, pria tetap
mengeluarkan sperma. Hanya saja tanpa sel sperma (azoospermia).
0 komentar:
Posting Komentar