Masih
ingatkan dengan artikelku beberapa hari
yang lalu. Nah kali ini aku akan menceritakan pengalamanku yang pertama
mendatangi panti jumpo beserta sahabat-sahabatku. Rencana kami ini memang
sangat mendadak sehingga kami tidak
mempersiapkan dengan matang apa saja yang mesti kami bawa. Kami juga hanya
sebentar saja menilik mbah Tasiyem yang sudah ganti nama menjadi mbah Riyem.
Dua jam saja kami di panti jompo.
Me
Halaman depan Panti jumpo |
Kami
mendatangi panti jompo atau lebih tepatnya Unit
Rehabilitas Sosial “pucang gading” Jl. Plamongansari Kota Semarang Telp/Fax
(024) 672234 kode pos 59221
, tempatnya mbah Riyem tinggal.
Berhubung
kami berkunjung sangat sore (jam 4) maka suasana panti sangtt sepi, di tempat
parkir saja hanya ada motor kami.
Dengan pengurus panti ( huft gak jelas ) |
Mading Panti |
hasil karya |
Kami
memasuki ruang tamu dan ruang hasil karya Nenek-kakek kami. Kami bertemu dengan
pengurus panti. Beliau menjelaskan apa saja yang kami tanyakan. Rasa
penasaranku terobati sudah. Dana untuk panti jompo itu diperoleh dari Pemerintah karena panti ini adalah milik
Pemerintah sebagai unit rehabilitas sosial. Namun ada juga pihak keluarga yang
memberikan Donatur untuk panti. Kata pengurus panti ada juga kakek-nenek yang
berasal dari orang kaya yang nyaman tinggal di panti dengan alasan tertentu.
Taman Panti |
Nenek
dan Kakek yang tinggal disana berasal dari berbagai kalangan, ada yang memang
orang kaya yang bermasalah dengan pihak keluarga dan merasa nyaman tinggal di
panti. Adapula nenek-kakek yang ditemukan dijalanan lalu dirawat dan dibimbing
di panti, serta ada juga nenek-kakek yang secara paksa tinggal di panti. Astagfirullah.
Sangat
beragam.
Kami
juga melihat hasil karya para nenek-kakek yang sangat kreatif misalnya Gelang,
keset, Tasbih, Bingkai foto, Kipas dan masih banyak lagi yang sangat bermanfaat
untuk kehidupan sehari-hari. Dan hasil
itu dijual.
bersihkan
Kami
berjalan menelusuri koridor melewati
taman dan musolah. Kami melewati bangsal yang berisi kira-kira 10 kamar dengan
tempat tidur kecil yang hanya dapat ditiduri oleh satu orang saja, dan almari
untuk setiap orang. Bangsal pertama yang aku lewati sangat rapi dan bersih.
Kata Nenek yang aku tanya bangsal pertama
itu yang selalu juara satu dalam kebersihan. Dan kamar mbah Riyem atau mbah
Tasiyem juara 3 dari 3 bangsal putri.
Kami
bersalaman dengan setiap kakek dan nenek yang kami jumpai. Wah para nenek
beranggapan kami petugas di sana karena kami mengenakan seragam. Hihihi
Untuk mencari tempat tidur mbah Riyem kami melewati
ruang nonton TV yang merangkap menjadi Ruang makan serta melewati deretan kamar
mandi, barulah kami sampai ke bangsal kedua yang berisi deretan tempat tidur
dan satu lemari. Beliau-beliau menyambut dengan wajah sumringah.
Sahabatku dan Mbah Tasiyem (Riyem) |
Akhirnya kami bertemu mbah Riyem,
subhanallah Mbah Riyem lebih putih dan wangi hehehhee...Alhamdulilah mbah Riyem
masih ingat dengan kami. Yang paling kecil sendiri, yang ngasih jarit, dompet
dan lain-lain. Subhanallah mbah Riyem udah tua ingatannya tajam banget. Padahal
dah beberapa bulan yang lalu. Beda ma
aku yang kadang pelajaran baru aja sering lupa. Mbah Riyem cerita banyak sambil nangis
meskipun beliau berusaha tabah. Hikz hikzz kami jadi ikutan nangis. Namun aku
perhatikan mbah Riyem lebih nyaman tinggal di panti. Mbah Riyem juga gak tahu
kenapa namanya harus diganti menjadi Mbah Riyem. Mungkin sudah ada nama yang
sama pasalnya disetiap tempat tidur ditempeli nama penghuninya. Untuk
membedakan. Mungkin orang tua wajahnya bisa jadi mirip. #garuk-garuk
Walaupun kami bertujuan menilik mbah
Riyem, kami juga ngobrol dengan mbah-mbah yang lain. Beliu-beliau yang ada di
panti belum tentu di jenguk oleh saudara
atau orang lain. Kami takut ada kecemburuan sosial. Mbah-mbah di panti juga
membutuhkan orang yang peduli dan menyayangi beliau.
Inilah yang kami lakukan di pantai
selama kurang lebih 2 jam (15-30 – 17.00)
Kasian banget lho mbah Riyem beberapa
hari yang lalu beliau jatuh dari tempat tidur, maklumlah sudah sepuh dan tempat
tidurnya superkecil. Jari-jari beliau mati rasa. Kasian ya...#nyedot ingus
Mbah Riyem sangat senang
dan trus mengumbar senyum saat kami di sana. Mbah Riyem baik banget dengan teman-temannya meski
mbah riyem sering dimintain uang.
Ini mbah yang selalu aksis dan suka
banget di foto. Beliau sangat lincah dan ceria.
Mbah yang memakai daster bunga-bunga
itu sudah tidak melihat karena beliau terkena diabetes. Namun beliau masih
nyambung untuk diajak ngobrol. Beliau asli semarang dan tau sungai bogowonto
yang ada di Purworejo hehehe...aye... Beliau lebih banyak diam jika tidak
didekati.
Mbah Dani yang berbaju Pink sangat
ingin di foto dan berharap fotonya langsung jadi dan bisa diminta. Namun sayang
fotonya harus nunggu dicetak. Kami berjanji akan kembali lagi untuk main lagi
dan memberikan hasil foto untuk dipajang disana. Mbah dani kasian banget
punggungnya sedang sakit.
Yang bersama aku ini berusia 90
tahun, pasti kalian tak akan menyangka jika umur beliau sudah sepuh karena
badannya basih sangat fresh. Beliau sudah berada di panti selama 2,5 tahun. Beliau
tidak memiliki anak dan suaminya sudah meninggal. Beliau sangat bersyukur bisa
hidup di panti yang memiliki banyak kegiatan seperti senam, makan teratur, mengaji,
sholat berjamah dan membuat kerajinan tangan. Mbah yang satu ini sudah haji di
tahun 2006 lho!!
Beliau ini penghuni baru di panti
jompo ( 20 hari ), Maaf ya beliau ini diajak bicara sudah tidak begitu nyambung.
Namun beliau cerita, memiliki 2 anak dan beliau jualan rongsokkan di pasar
peterongan, tetapi saat beliau beli kopi tiba-tiba di bawa seseorang ke panti.
Beliau sangat ingin pulang dan bertemu anaknya. Namun pihak panti tak menemukan
alamat yang beliau cari.
Mbah cantik ya itu sebutan kami untuk
mbah berbaju pink ini. Pasalnya beliau cantik. Mbah cantik sangat mudah terharu
dan sering mencium kami. Mbah cantik sangat ceria. Tetapi mbah cantik merasa di
sampingkan karena kami memberi sesuatu kepada mbah Riyem. Walaupun mbah Riyem
akan membagikan dengan yang lain, mbah cantik ingin cepat-cepat minta. Mbah
cantik sangat penasaran dengan apa yang kami bawa. Membuat kami merasa tak
enak. Memang ini salah kami seharusnya dari awal kami langsung membagi buah-buahan namun karena kami asik mengobrol dan melupakan hal itu. #ampun dech
Kami sangat senang dapat berkunjung
ke panti diselah waktu kami. (kebetulan jam kosong kuliah).
Kami melihat langsung kehidupan di
panti seperti apa, ada yang sholat, duduk-duduk, nonton TV dan tiduran. Kondisi para kakek nenek yang seperti apa. Ada
yang mulai struk, ada yang kehilangan mental, pendengarannya berkurang dan lain-lain.
Kami banyak sekali mendapatkan
pelajaran yang berharga. Betapa orang tua sangat menyayangi kami, orang tua itu
ingin diperhatikan, mengajarkan kami untuk selalu bersyukur dengan apa yang
sudah kami miliki dan bagaimana kami harus memperlakukan orang tua.
Semoga hari kemudian aku dan
sahabat-sahabatku bisa berkunjung lagi ke panti bertemu grandma dan grandpa
tercinta.....
Sekian pengalaman aku dan sahabatku
0 komentar:
Posting Komentar