Entah
aku lupa mulai kapan aku menyayangimu,,,Entah mulai kapan ketakutan itu
menyerangku,,,mempenjarakan hatiku untuk selalu terfokus memikirkanmu,,,hingga
aku hampir kehilangan ingatanku dari sisi kehidupanku yang lain. Kamu
benar-benar telah menguras air mataku yang kian hari kian pedih menangisimu.
Menangisi ketidak berdayaan kamu melawan deritamu.
Setiap
pagi ku ingin melihatmu tersenyum dan
menatapku. Aku ingin setiap pagi melihatmu menggenggam jemariku dan mencium
keningku.
Tak
lelah aku menjagamu saat terjaga dan terlelap. Aku tak ingin setiap harinya
kehilangan perkembanganmu untuk semakin membaik. Aku tak ingin kehilangan hari bersamamu. Aku
tak ingin melihatmu tak berdaya dalam ranjang penuh kesakitan itu. Rasa sakit
yang kau rasakan seperti ikut mengrogotiku. Membuatku tak berdaya untuk
membendung airmataku.
Mengingatmu
dulu begitu kuat menggendongku, menuntunku, menjagaku. Kini tak lagi kulihat
lagi kamu berdaya di sampingku.
Sekian
tahun aku bersamamu hanya kali ini aku melihatmu tergolek lemah dengan sejuta
deritamu. Inginku merengkuhmu mendamaikan kegundahan dan lara hatimu. Inginku
memintamu untuk membagi sisi kesakitanmu.
Kebahagiaan
kini teramat sangat jauh untuk kugapai, mengenang betapa hariku semakin tak
bisa jauh dari airmata. Selalu melihatmu terdiam tanpa kata. Melihatmu lemah
dengan segala aktivitas yang membatasi gerakmu. Aku lemah akan ketidak
berdayaanmu.
Ketakutan
yang memerangiku kini semakin nyata, tak ada lagi titik yang
mengarah kepada kesembuhanmu.
Tak ada lagi dayamu untuk mengirup udara disekitarmu. Pagiku tak lagi seceria
dulu, pagiku tak lagi menyiapkan kopi untukmu, memasangkan dasi kerjamu tak ada
lagi segala keindahan itu.
Bayang-bayang
kesendirian mengampiri duniaku.
Sosokmu
kini menghilang dari hariku, tak ada lagi kecup mesramu, tak ada lagi elus
mesramu. Kau benar-benar pergi selamanya dari hidupku.
Kini
aku hanya sendiri dengan sejuta kenangan yang kita ukir bersama di rumah itu. Tak
ada lagi dirimu disisiku saat aku terlelap. Tak ada lagi sosok mu yang menyantap
makanan racikanku. Tak ada kita yang saling berbagi tugas menyelesaikan
pekerjaan rumah. Kini hanya aku sendiri.
Derai
tawa dalam ruang itu hanya menjadi
pantulan semata. Kini aku sendiri kau tinggalkan.
Terguling
sendiri dalam ranjang yang biasanya kita isi berdua.
Tak
bisa ku membiarkan orang lain merampas posisimu di sisiku. Tak sanggup ku
mengantikan posisimu dalam rumah ini. Tak terbayangkan aku memiliki
penggantimu.
Aku tak
berdaya tanpamu, aku tak bahagia tanpamu.
Sungguh ku ingin bersamamu seperti
dulu...
Aku ingin hariku selalu bersamu, tak
pernah mengeluh dalam suka dan duka...
Selalu menghadapi dengan senyuman meski
cemooh mengampiri...Saling mengusap airmata saat kesedihan mengampiri. Aku
selalu berharap kita pasangan harmonis dan langgeng sepanjang masa hingga kita
melahirkan anak-anak kita.
Tak anak-anak yang kita harapkan
bertahun-tahun...
Tak ada tangis bayi yang menemani
kesendirianku...
Aku
sendiri tanpamu dan tanpa anak-anak kita.
Hanya kenangan yang tersisa
bersamamu...di rumah, di kantor, di jalan....Hanya Kenangan....
0 komentar:
Posting Komentar