Rabu, 02 November 2011

Kehilangan


Entah aku lupa mulai kapan aku menyayangimu,,,Entah mulai kapan ketakutan itu menyerangku,,,mempenjarakan hatiku untuk selalu terfokus memikirkanmu,,,hingga aku hampir kehilangan ingatanku dari sisi kehidupanku yang lain. Kamu benar-benar telah menguras air mataku yang kian hari kian pedih menangisimu. Menangisi ketidak berdayaan kamu melawan deritamu. 

 

Setiap pagi ku ingin melihatmu tersenyum  dan menatapku. Aku ingin setiap pagi melihatmu menggenggam jemariku dan mencium keningku. 

Tak lelah aku menjagamu saat terjaga dan terlelap. Aku tak ingin setiap harinya kehilangan perkembanganmu untuk semakin membaik.  Aku tak ingin kehilangan hari bersamamu. Aku tak ingin melihatmu tak berdaya dalam ranjang penuh kesakitan itu. Rasa sakit yang kau rasakan seperti ikut mengrogotiku. Membuatku tak berdaya untuk membendung airmataku. 

Mengingatmu dulu begitu kuat menggendongku, menuntunku, menjagaku. Kini tak lagi kulihat lagi kamu berdaya di sampingku. 

Sekian tahun aku bersamamu hanya kali ini aku melihatmu tergolek lemah dengan sejuta deritamu. Inginku merengkuhmu mendamaikan kegundahan dan lara hatimu. Inginku memintamu untuk membagi sisi kesakitanmu.

Kebahagiaan kini teramat sangat jauh untuk kugapai, mengenang betapa hariku semakin tak bisa jauh dari airmata. Selalu melihatmu terdiam tanpa kata. Melihatmu lemah dengan segala aktivitas yang membatasi gerakmu. Aku lemah akan ketidak berdayaanmu. 

Ketakutan yang memerangiku kini semakin nyata, tak ada lagi titik yang mengarah kepada kesembuhanmu. Tak ada lagi dayamu untuk mengirup udara disekitarmu. Pagiku tak lagi seceria dulu, pagiku tak lagi menyiapkan kopi untukmu, memasangkan dasi kerjamu tak ada lagi segala keindahan itu. 

Bayang-bayang kesendirian mengampiri duniaku.

Sosokmu kini menghilang dari hariku, tak ada lagi kecup mesramu, tak ada lagi elus mesramu. Kau benar-benar pergi selamanya dari hidupku.

Kini aku hanya sendiri dengan sejuta kenangan yang kita ukir bersama di rumah itu. Tak ada lagi dirimu disisiku saat aku terlelap. Tak ada lagi sosok mu yang menyantap makanan racikanku. Tak ada kita yang saling berbagi tugas menyelesaikan pekerjaan rumah. Kini hanya aku sendiri.
Derai tawa dalam ruang  itu hanya menjadi pantulan semata. Kini aku sendiri kau tinggalkan.
Terguling sendiri dalam ranjang yang biasanya kita isi berdua. 

Tak bisa ku membiarkan orang lain merampas posisimu di sisiku. Tak sanggup ku mengantikan posisimu dalam rumah ini. Tak terbayangkan aku memiliki penggantimu.
Aku tak berdaya tanpamu, aku tak bahagia tanpamu. 

Sungguh ku ingin bersamamu seperti dulu...

Aku ingin hariku selalu bersamu, tak pernah mengeluh dalam suka dan duka...

Selalu menghadapi dengan senyuman meski cemooh mengampiri...Saling mengusap airmata saat kesedihan mengampiri. Aku selalu berharap kita pasangan harmonis dan langgeng sepanjang masa hingga kita melahirkan anak-anak kita. 

Tak anak-anak yang kita harapkan bertahun-tahun...
Tak ada tangis bayi yang menemani kesendirianku...

Aku sendiri tanpamu dan tanpa anak-anak kita.

Hanya kenangan yang tersisa bersamamu...di rumah, di kantor, di jalan....Hanya Kenangan....

0 komentar:

Posting Komentar

 

Journey of Life Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang